Mohon tunggu...
Nurma FajarIslami
Nurma FajarIslami Mohon Tunggu... Guru - Konselor

Seorang konselor di SMP Negeri 2 Lampung Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Konseling Kelompok dengan Pendekatan Cognitive Behavior Therapy untuk Meningkatakan Resiliensi

14 Desember 2022   16:26 Diperbarui: 14 Desember 2022   16:38 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemampuan resiliensi yang optimal merupakan suatu hal yang penting agar siswa dapat beradaptasi dengan berbagai permasalahan di sekolah dan pondok. Guru BK memiliki peran penting dalam pengembangan kemampuan resiliensi siswa, terutama di sekolah yang berafiliasi dengan pondok. Namun sayangnya, masih banyak sekolah yang berbasis pondok belum memiliki guru BK. Untuk itu pengembangan kemampuan resiliensi pada siswa dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru pelajaran, maupun oleh pengasuh pondok.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penelitian ini melengkapi hasil penelitian sebelumnya yaitu tentang pengaruh konseling kelompok cognitive-behavior theray (CBT) dalam meningkatkan resiliensi. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa konseling kelompok CBT  berpengaruh terhadap peningkatan resiliensi. Untuk itu, hasil penelitian ini dapat menjadi implikasi untuk penelitian lanjutan agar dapat menggunakan variabel yang sama yaitu resiliensi tetapi dalam konteks masalah yang lebih signifikan.


SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa konseling keompok cognitive-behavior therapy (CBT) efektif untuk mengingkatkan resiliensi siswa. Hal lain yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa tingkat resiliensi siswa kelompok eksperimen dan kontrol sebelum mendapatkan konseling kelompok CBT menunjukkan hasil rata-rata siswa memiliki tingkat resiliensi sedang. Dapat dikatakan bahwa resiliensi siswa belum optimal. 

Tingkat resiliensi siswa setelah mendapatkan perlakuan konseling kelompok CBT pada kelompok eksperimen meningkat menjadi tinggi, sedangkan pada kelompok kontrol tingkat resiliensi tetap berada pada kategori sedang. Dengan demikian, bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel yang sama tetapi konteks masalah resiliensi dapat lebih spesifik, kemalangan/adversity yang dihadapi konseli benar-benar sebuah stres, trauma, tragedi, maupun kesulitan yang signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, S., Asni, E. & Chairilsyah, D. 2013. Gambaran ketangguhan diri (resiliensi) pada mahasiswa tahun pertama fakultas kedokteran universitas riau. Jurnal Kedokteran, 1, 1-8.

Arip, Mohammad,  et. al.. 2011. The effectiveness of cognitive behavioural therapy (cbt) treatment group on self-concept among adolescents. International Journal of Humanities and Social Science. 1 (8), 113-122.

Bieling, Peter J., Randi E. McCabe, dan Martin M. Anthony. 2006. Cognitif behavioral therapy in group. New York: The Guildford Press.

Desmita. 2014. Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Rosdakarya.

Fonny, Fidelis, dan Lianawati. 2006. Resiliensi dan prestasi akademik pada anak tuna rungu. Jurnal Provitae. 2 (1), 34-38.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun