Perihal kesehatan mental ini memang tidak bisa dianggap main-main. Salah langkah sedikit saja bisa membuat orang tak logis dalam berpikir. Ditambah, kasus bunuh diri begitu marak sekali akhir-akhir ini. Tak sedikit yang menyalahkan, menganggap kurang iman. Padahal, orang-orang tidak paham saja betapa berat persoalan yang ditanggung. Bisa jadi, pundaknya sudah terlampau rapuh karena cukup lama memikul masalah yang sudah menggunung.
Maka dari itu, kehadiran teman cerita sangat perlu sebagai penampung pilu, terutama ketika kecemasan berlebih terasa mengganggu. Hadirnya mungkin tidak menyembuhkan. Namun, ia mampu mengurangi beban.
Menyoal kesehatan mental, mengalihkan pada hal-hal lain bukan lagi menjadi solusi terdepan. Sebab, beberapa terapis tidak menyarankan. Pengalihan hanya akan menunda, bukan menyelesaikan akar permasalahannya, yang tentu saja bisa sewaktu-waktu meledak tanpa sangka.
Oleh sebab itu, itulah gunanya teman cerita. Ia bisa membantu meringankan secara perlahan. Tidak perlu banyak, cukup satu saja yang tulus. Bukan yang banyak modus.
Kan, ngeri jadinya jika yang ditemui adalah manusia bertopeng. Yang di depan berlagak manis bak gulali, tapi di belakang kata-katanya pahit bagai brotowali. Jauh-jauh, deh, dari orang seperti itu. Takutnya, bukannya sembuh tetapi pertahanan diri malah kian runtuh, bukan?
Wahai teman-teman satu server, mari tarik napas yang dalam, lalu embuskan. Setelah itu, mari temukan teman cerita kita masing-masing.
Mulai sekarang, siap-siap berbagi cerita, yuk!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H