Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Lelaki Bermata Sendu

23 Agustus 2023   16:56 Diperbarui: 25 Agustus 2023   00:05 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nunggu kamu," jawabnya singkat, kala itu.

Senyum gadis itu seketika merekah. Ada hawa dingin menyeruak di seluruh sendi-sendinya. Tuturnya yang singkat nan teduh itu melegakan. 

Lelaki itu benar-benar berhasil menjadi asupan energi yang utuh sebelum Naira menghadapi kenyataan pahit yang akan mengacaukan suasana hati.

Sebelum bel berbunyi tanda kegiatan belajar mengajar dimulai, Naira dan Albi memutuskan untuk langsung beranjak ke kelas masing-masing. 

Kebetulan, mereka memang berbeda jurusan. Naira sangat menyukai angka, jadi ia memilih masuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 

Sementara itu, Albi sangat menyukai mata pelajaran umum yang berhubungan dengan sejarah dan kehidupan sosial. Sehingga, ia lebih memilih mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Kini, ingatan Naira masih melayang ke masa sekolah dulu.

Saat itu, Naira hampir saja tiba di kelas. Suasana yang tadinya gaduh mendadak senyap. Ruangan itu menyisakan trauma mendalam bagi gadis malang itu. Kakinya seketika enggan untuk melanjutkan langkah. 

Ada semacam nyeri yang terpatri dalam relung hati ketika tawa penghinaan memecah hening seluruh kepala. Tatapan penuh tanya serta bisik-bisik tak sedap dari para lelaki di kelasnya membuat sesak di dada. 

Sambutan yang sadis, bisik hati Naira kuat. 

Mata gadis tak berdaya itu makin panas. Bulir bening di kedua matanya hampir saja luruh. Ia mencoba sekuat tenaga menahan. Meski emosi terus menyeruak, tetapi ia berhasil meredamnya dengan baik. Ia tidak ingin terlihat lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun