Mohon tunggu...
Nurlaely  Iza
Nurlaely Iza Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Analisis Novel "Sabtu Bersama Bapak"

26 Februari 2018   10:11 Diperbarui: 26 Februari 2018   10:39 13454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sepenggal dari video Pak Gunawan yang ditinggalkan untuk kedua anaknya. Pak Gunawan tak ingin kehilangan kesepatan beliau untuk ikut mendidik dan membentuk karakter jagoan-jagoan mereka. Tercetuslah ide untuk merekam hal-hal yang ia ingin sampaikan kepada anak-anaknya. Terlebih lagi, kedua buah hati mereka adalah seorang laki-laki.

Satya Garnida, putra sulung Keluarga Garnida yang berpedoman pada ajaran-ajaran yang disampaikan oleh bapaknya. Alhasil, Satya menjadi seorang yang sangat disiplin dan tegas.  Bahkan menjadi sangat cadas dan takjarang menjadi sosok yang keras kepala. Fisik Satya memang jauh berbeda dengan adiknya, Cakra. Satya berpostur ideal dan lebih tampan, tak heran banyak wanita yang tergila-gila padanya. Walaupun pada akhirnya, Satya melabuhkan cintanya kepada Rissa. Wanita cantik dan cerdas, yang kini telah memberinya 3 buah hati.

"Satya Garnida sekarang berumur 33 tahun dan menjadi seorang geophysicist untuk NOG. Tinggi, tegap, tampan tapi sedikit buncit. Tampak jelas bahwa dia sudah lama tidak work out. Dia sedang duduk dan berbicara pada Ryan, anak sulungnya di telepon. Emosinya memuncak.

"RYAN! BAPAK GAK SUKA! MASAK GITU AJA GAK BISA! COME ON RYAN! COME ON!"

Suara tangisan pecah di seberang telepon. Kemudian nada putus.

"RYAN! RYAN!"

Satya membanting telepon ke meja itu dengan keras. Dan lagi." (halaman 24)

            Satya menjadi sangat keras kepada anaknya. Sampai istri dan anak-anaknya merasa tertekan setiap kali ia pulang dari kilang minyak (tempat kerjanya). Rissa, istri Satya yang masih sangat cantik dan postur tubuhnya masih seperti gadis, walaupun sudah melahirkan tiga kali. Usianya tak terpaut jauh dengan Satya, hanya berjarak satu tahun, 32. Rissa dan Satya memiliki pola asuh anak (parenting) yang berbeda, itulah yang membuat mereka  semakin sering berselisih paham. Seperti dalam kutipan berikut ini.

                        "Dia mendengar Rissa menarik napas dalam-dalam.

"Kamu jangan marah-marah dong, Kang."

"GIMANA GAK MARAH!??? Waktu saya sebesar dia saya udah bisa kerjakan apa yang saya tanya! GIMANA SIH KAMU DIDIK ANAK-ANAK KITA?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun