Mohon tunggu...
Nurlaela Syifa
Nurlaela Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Nikmatnya Sate Maranggi Hj. Yetty, Kuliner Khas Purwakarta Jawa Barat

7 Juni 2022   19:10 Diperbarui: 7 Juni 2022   19:16 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Variasi Sate Maranggi

Sate maranggi merupakan makanan khas dari Purwakarta. Namun, sate maranggi juga dapat dengan mudah ditemui di Cianjur dengan bentuk sajian yang sedikit berbeda. 

Perbedaannya ada pada cara penyajiannya. Sate maranggi Purwakarta biasanya akan disajikan dengan kecap pedas dan acar, sedangkan sate maranggi Cianjur disajikan bersama sambal oncom dan ketan bakar. 

Filosofi Sate Maranggi

Ternyata sate maranggi ini memiliki filosofinya tersendiri. Menurut beberapa sumber, setiap tusuk sate maranggi biasanya akan terdiri dari tiga potong daging. Hal ini melambangkan Tri Tangtu, yang dalam Bahasa Sunda memiliki makna tekad, ucap, dan Lampah (tindakan).

Tekad merupakan niatan yang sungguh-sungguh terhadap suatu tujuan. Sesuatu hal yang besar pasti selalu diawali oleh tekad.

Ucap kerat kaitannya dengan tekad. Tekad berasal dari pikiran, sedangkan ucapan berupakan kata-kata yang terbentuk karena adanya pemikiran didalam diri manusia.

Lampah adalah tindakan. Tekad yang diucapkan akan menjadi sia-sia apabila tanpa disertai dengan tindakan. Tekad dan ucapan yang baik akan diikuti dengan tindakan yang baik, sehingga kemudian menghasilkan sesuatu yang baik pula. Sedangkan tekad, ucapan dan tindakan yang buruk akan menghasilkan sesuatu yang buruk juga.

Tekad, ucap, dan lampah adalah cara leluhur Sunda mengingatkan bahwa ada tiga hal yang harus diperhatikan sebagai manusia, yaitu : pikiran, perkataan, dan perbuataan.

Tekad dan ucapan dapat juga diartikan sebagai doa. Tekad-ucap-lampah juga melambangkan bahwa segala tindakan yang kita lakukan harus diawali dengan doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun