Mohon tunggu...
Nurkomalasari
Nurkomalasari Mohon Tunggu... Lainnya - Just do it

Simple life

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Studi Kasus Pemberitaan Media Cetak Koran Harian Surya

5 Desember 2021   12:35 Diperbarui: 5 Desember 2021   12:57 1833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Etika jurnalistik mengatur proses pelaporan dan penerbitan, mulai dari penemuan gagasan, pengumpulan informasi, penulisan, dan editing hingga ke penerbitan karya jurnalistik. Ini berlaku untuk penerbitan cetak, siaran, dan internet.Alasan mengapa berita dilaporkan dan bagaimana informasi diperoleh sering kali merupakan aspek penting bagi jurnalis setelah berita itu dipublikasikan. Etika ada dalam proses pelaporan ini (Rolnicki, 2008:363).

Menurut Kamus Praktis Bahasa Indonesia, etika ialah ilmu tentang akhlak dan tata kesopanan (Supeno, 2017:178) . Sedangkan dalam pengertian yang sederhana, etika merupakan filosofi untuk berprilaku yang berterima di tengah orang lain. Etik mempertanyakan apa yang harus kita perbuat pada situasi tertentu atau apa yang harus kita lakukanan selaku partisipan dalam berbagai bentuk aktivitas atau profesi. Karena itu paling baik jika etik dipahami sebagai sesuatu yang kita perbuat atau lakukan, dan sebagai suatu bentuk pertanyaan terus-menerus tentang masalah-masalah praktis.Sebab, sebenarnya etik adalah tentang aturan dan pedoman berprilaku sebagai manusia yang hidup di tengah manusia lainnya (Nasution, 2017:19). Posisi Etika dalam dunia jurnalisme dapat diibaratkan seperti kompas dan kemudi pada sebuah kapal. Diatas kertas, kapal tersebut diasumsikan akan bisa berlayar kemana saja yang dikehendaki oleh nahkoda dan awaknya. Namun dalam kenyataannya tidaklah semudah itu. Ketika berlayar kapal tersebut akan mengarungi ombak serta menempuh badai dan gelombang. Agar kapal tetap terus ke arah yang benar dan aman, dibutuhkan pedoman yang handal.Disitulah kompas dan kemudi berfungsi memandu haluan menuju ke tempat tujuan. Jika berlayar tanpa pedoman, kapal bisa meluncur ke sembarang arah, dan tidak mustahil menemui nasib yang fatal: menabrak karang lalu kandas dan tenggelam.

Media dan para jurnalisnya membutuhkan pedoman serta "navigasi" agar tidak sampai tersesat dalam melaksanakan misinya yang mulia: "Mencari dan menyampaikan kebenaran". Pedoman itulah etika jurnalisme.Hal-hal yang prinsip dalam etika jurnalisme merupakan panduan perilaku bagi para jurnalis dalam menjalankan tugas mereka ditengah masyarakat.Prinsip-prinsip yang utama itu adalah akurasi, independensi, objektivitas, balance, imparsialitas, dan akuntabilitas kepada khalayak (Nasution, 2017:3).

  • Kode Etik

Kode adalah sistem pengaturan-pengaturan, sedangkan etik adalah norma perilaku. Menurut Suspno (2017:3), kode etik merupakan daftar kewajiban dalam menjalankan suatu profesi yang disusun oleh anggotanya dan menjadi ikatan (mengikat) dalam menjalankan praktik profesinya (Isnawijayani, 2019:41).

  • Pemberitaan 

Berita dalam pandangan konstruksionis merupakan hasil dari konstruksi sosial yang melibatkan campur tangan ideologi, nilai-nilai dari wartawan ataupun media. Konstruksi berita berawal dari pemilihan fakta, penentuan nilai berita, yang terkandung dalam perjalanan sebuah berita.

Proses memilih fakta ini didasarkan pada asumsi, wartawan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. Dalam memilih fakta, terkandung dua kemungkinan yaitu apa yang dipilih (included) dan apa yang dibuang (exluded). Pada opsi dipilih (included), penekanan aspek tertentu dilakukan dengan memilih angel, fakta tertentu dan melupakan aspek yang lain. Konsesuensinya pemahaman dan konstruksi sutu peristiwa sangat mungkin berbeda antara satu media dengan media yang lainnya (Eriyanto, 2004: 105).

Konstruksi fakta dirangkai dengan proses menuliskan fakta. Pada tahap ini, bagaimana fakta disajikan kepada khalayak, bagaimana gagasan diungkapkan, bagaimana kalimat dan gaya bahasa yang digunakan. Elemen menulis fakta berhubungan dengan penonjolan realitas. Realitas yang disajikan secara menonjol dan mencolok, mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas. Nilai berita menentukan bukan hanya peristiwa apa saja yang diberitakan, melainkan juga berperan bagaimana peristiwa dikemas. Nilai jurnalistik menentukan bagaiman peristiwa didefinisikan. Ketika sebuah peristiwa dikategorikan sebagai berita, peristiwa diseleksi menurut aturanaturan tertentu. Hanya peristiwa tertentu yang mempunyai ukuran tertentu yang disebut sebagai berita. Tidak semua aspek dari peristiwa dilaporkan, bagian tertentu harus mempunyai nilai berita. Karena dengan nilai berita yang tinggi akan menarik perhatian khalayak (Eriyanto, 2004: 105).

Berita pada dasarnya terbentuk lewat proses organisasi berita. Peristiwa yang kompleks dan tidak beraturan dibuat menjadi lebih rapi dengan pengorganisasian. Pengorganisasian berita melibatkan dua unsur, yaitu wartawan dan editor.

  • Wartawan
  • Wartawan merupakan faktor yang terpenting dalam semua kegiatan pembuatan berita. Wartawan yang bekerja dalam mencari berita dilapangan berada dalam komando redaktur, biasanya wartawan dan redaktur tergabung dalam sebuah desk dalam tim. Wartawan dikenal sebagai beat man, dan rekan yang lainnya disebut leg man. Dalam dunia jurnalistik, penyebutan kedua hal tersebut mempunyai konsekuensi dalam tugasnya. Beat man bertugas meliput keadaan di lapangan sedangkan leg man merupakan wartawan khusus yang ditugaskan meliput peristiwa-peristiwa penting dan aktual (Kustadi Suhandang, 2004 : 55). Beberapa leg man membatasi dirinya hanya pada tugas memperoleh data dan fakta saja, selanjutya penulisan berita diserahkan kepada redaktur (desk) yang bersangkutan. Selain itu, wartawan dapat dibagi beberapa bagian berdasarkan wilayah kerjanya, yaitu koresponden luar kota, koresponden luar negeri, koresponden perang, koresponden binagraha, dan freelance (kontributor).
  • Editor
  • Merupakan jurnalis yang bekerja dalam kantor surat kabar. Mereka bekerja dalam sebuah tim yang disebut redaksi, dan dipanggil editor karena tugasnya mengedit naskah berita ataupun artikel yang datang dri wartawan, kontributor, penulis, ataupun public relasion. Editor dituntut untuk membuat keputusan secara cepat, di samping itu juga diperlukan mental dan kecakapan yang prima. Penyempurnaaan semua naskah berita adalah tanggungjawab para editor. Penilainaya terhadap berita adalah demi kepentingan umum dengan memperhatikan keakuratan karya dari wartawan. Secara teknis, tugas editor terbagi dalam dua jenis pekerjaaan, yaitu membaca dan memperbaiki serta menyusun kembali naskah berita yag telah diterimanya. Oleh karena itu, sebelum masuk ke mesin offset, pekerjaan editing dilakukan oleh dua orang editor yang disebut, copy reader dan rewriter. Copy reader bertugas membaca dan memperbaiki naskah yang diterimanya. Perbaikan yang dilakukan yaitu mengoreksi ejaan, tata bahasa, penggunaaan istilah, dan konteks wacananaya. Copy reader menggunakan simbol-simbol yang dapat dipahami oleh rewriter. Berdasarkan hasil kerja copy reader itu kemudian rewriter menyusun kembali sampai siap untuk dicetak (Kustadi Suhandang, 2004 : 64). Wartawan dan editor berada dalam satu naungan kerja keredaksionalan. Di dalam alur kerja tersebut, keduanya terikat dengan rutinitas organisasi yang berlaku dalam suatu organisasi. Setiap hari terdapat banyak berita yang masuk, kemudian diseleksi dengan menggunakan aturan tersebut. Wartawan dilapangan mencari berita yang telah sesuai dengan prinsip dan nilai jurnalistik, kemudian wartawan mengirimkan via email berita tersebut kepada editor. Apabila dipandang masih terdapat kekurangan nilai berita, maka editor kembali menghubungi wartawan dilapangan untuk menambahkan materi berita tersebut.
  •  
  • Media Cetak

Media massa dapat diklasifikasikan kepada dua kategori yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak terdiri dari sumber bertulis seperti koran, majalah, majalah, buku, newsletter, iklan, memo, formulir bisnis, dll, sedangkan media elektronik terdiri daripada televisi, radio dan juga internet. Belakangan, perkembangan internet yang pesat bahkan telah menjadi pendorong lahirnya beragam bentuk media online. Melalui blog atau situs bahkan telah menjadi media alternative dalam menyebarkan informasi secara lebih cepat tanpa tergantung atau terbatas masalah waktu dan tempat.

 

Media cetak merupakan sarana atau perantara komunikasi yang di cetak pada bahan dasar kertas dan kain untuk menyampaikan pesan atau informasi. Unsur utama dari media cetak adalah teks dan gambar visualisasi. Jenis media cetak yang termasuk di dalam media massa adalah surat kabar atau koran, majalah, tabloid dan lain sebagainya. Peran media cetak sangatlah penting, selama berabad-abad media cetak menjadi satu-satunya alat pertukaran dan penyebaran informasi, gagasan dan hiburan, yang sekarang ini dilayani oleh aneka media komunikasi. Selain menjadi alat utama menjangkau publik, media cetak juga menjadi sarana utama untuk mempertemukan para pembeli dan penjual (William L. Rivers, 2003). Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih (Kasali, 2007).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun