Mohon tunggu...
Nur Kolis
Nur Kolis Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang pembelajar dan pengembara

Saya menyukai dunia menulis untuk ikut memberikan kontribusi positif bagi semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualangan Menemukan Anggrek Bulan

27 Agustus 2022   15:28 Diperbarui: 27 Agustus 2022   15:44 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Hantu....", mereka berteriak sambil berlari menuju pohon tempat Anggrek tumbuh, berharap mereka menemukan pertolongan.

            Suara itu terus mengikuti sampai akhirnya mereka tiba di pohon besar yang rindang. Di bawah pohon itu mereka semua bertiarap sambil menutup mata mereka karena ketakutan.

            "Wahai anak-anak..", ucap suara misterius itu.

            "Jangan makan aku, jangan makan aku...!", ujar Ibra menahan takut berharap tidak dimakan sosok misterius itu.

            "Ibra, diam.. bacalah doa!", sahut Galih menenangkan Ibra.

Suara misterius itu terdengar semakin keras, seakan tempatnya semakin mendekati anak-anak yang sedang tiarap ketakutan. "Jangan rusak pohon ini, jangan rusak bunga ini, jangan rusak hutan ini, hutan ini adalah rumaku..!", ungkap suara misterius itu.

            "Jangan-jangan suara itu.., adalah......!", Ibra menangis sesengukan sambil menahan takut.

            "Ibra jangan gitu.., aku tambah takut...", sahut Nafiza.

            "Ha ha ha... untuk apa kalian ke sini?", suara misterius itu kembali terdengar semakin dekat.

            "Kami ke sini hanya untuk melihat bunga Anggrek bulan dan mengambil gambar, bukan untuk merusak pohon atau hutan", ucap Adhin mencoba memberanikan diri menjawab suara misterius itu.

            "Oh kalau begitu boleh, silahkan saja melihat bunga itu., ha ha ha", suara misterius itu mempersilahkan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun