Para peneliti awal mulai memperkenalkan studi akuntansi dengan menggunakan metode etnografi berdasarkan perspektif interaksi simbolik yang berakar pada filosofi interpretasi (Triyuwono, 2000). Dengan menerapkan metode ini, peneliti akuntansi diharapkan memiliki pemahaman yang jelas tentang realitas  antara akuntansi, lingkungan dan budaya organisasi.
Hermeneutika yang terperinci dapat memberikan kerangka metodologis untuk memandu pelaksanaan analisis budaya dalam konteks pemahaman. Selain itu, dalam analisis ideologis yang dikemukakan Thompson, ia juga memperhatikan bentuk-bentuk simbol yang berkaitan dengan konteks sosial historis.Â
Oleh karena itu, analisis metodologis ideologi  dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari hermeneutika yang mendalam. Tapi kami memperhatikan keterkaitan makna dan kekuatan.Â
Cara simbol digunakan untuk membangun dan memelihara hubungan dominasi,  analisis ideologis membayangkan sesuatu yang lain yang penting secara pribadi. Ini menimbulkan pertanyaan baru tentang penggunaan  dan interpretasi bentuk simbolik, hubungan antara introspeksi dan kritik.
Akuntansi sebagai seni Pendekatan Semiotika
Semiotika merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang tanda, sistem tanda, dan bagaimana suatu tanda dapat menceritakan hal lain selain tanda itu sendiri (Gordon, 2002:14). Kita sering menjumpai berbagai macam tanda dalam kehidupan sehari-hari kita, misalnya: rambu lalu lintas, grafis, ekpresi wajah, teks, angka, penunjuk jalan, gejala alam dan sebagainya.
Akuntansi merupakan alat komunikasi melalui tulisan sebagai pengganti komunikasi verbal antara manajer dengan pihak-pihak yang berada di luar perusahaan. Sebagai bahasa tulis, akuntansi adalah teks. Unsur-unsur yang yang tidak dapat dipisahkan dalam akuntansi sebagai bahasa adalah kerangka koseptual, standar akuntansi, dan laporan keuangan. Semua unsur tersebut adalah teks, sehingga dari perspektif semiotika, akuntansi merupakan kumpulan tanda (signs). Tanda tersebut dapat berupa kalimat, kata, atau angka (Fiol, 1989).
Akuntansi dapat disebut sebagai bahasa, karena akuntansi mempunyai ciri-ciri leksikal dan gramatikal (Belkaoui, 1980, 363). Dengan adanya kedua ciri tersebut, akuntansi dapat diartikan sebagai kumpulan simbol bahasa, baik teks maupun angka yang mereprensentasikan realitas tertentu.
Referensi:
Gadamer, Hans-Georg, Heidegger, Martin, Dilthey, Wilhelm, Schleiermacher, Friedrich, Palmer, (1969). Hermeneutics : interpretation theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer. Northwestern University Press.
Roland-Barthes, (1957). Elements of Semiology.