"Ayahku menikah lagi Khof!"Â
Katanya padaku dengan linang air mata yang penuh kesedihan. Aku tak tau harus berkata apa. Memangnya apa yang akan ku katakan bisa merubah keputusan Ayahnya untuk menikah lagi?Â
Tidak bukan! Tapi setidaknya aku berusaha untuk buat dia lebih tenang dan berkepala dingin.
Gimana caranya?Â
Kasih es batu ke jidat nya biar kepalanya dingin. Atau pun tendang aja sampai ke kutub Utara biar sekalian membeku dia situ. Biar lebih berakhlak dikit buatkan es teh, buat esnya banyak-banyak. Sekalian amandelnya kambuh. Cepat nyusul pula dia. Astagfirullah... Istighfar khof...khof.
Geram sendiri loh aku mikirin gimana buat orang berkepala dingin.Â
Anonim: "Ceburin langsung ke sumur. Gak usah mikir Khof, pintar pula kau nanti. Sayang Ayah kau bayar uang sekolah mahal-mahal. Korona pula, belajar di rumah juga nya. Medan keras khof! Pintar dikit udah jadi penipu. Bodoh bodoh lah kau! "
Aih... Macam betul ajalah kau Wak...Wak.Â
Namanya Mora. Dia sahabat ku sudah dari zaman baholak. Dia selalu menceritakan apa saja. Perihal Ayahnya yang hendak menikah, cepat tersebar dan tentu saja aku sudah tau sebelum dia kasih tau.Â
Gini-gini jaringan 4G, sekelas bu Tejo ini. Hahaha...Â
"Ayahku menikah lagi Khof! "