“tidak setuju! karena jika dengan cara itu bahwasanya pernyataan kemerdekaan akan dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan maka sekutu akan menganggap bahwa negara ini dicap Negara buatan Jepang.”
“Sebaiknya Soekarno sendirilah yang menyatakan kemerdekaan karena engkau sebagai pemimpin rakyat. Atas Nama Rakyat, kita bisa menggunakan corong radio sebagai perantara untuk menyebarluaskanya.” Balas Syahrir berapi-api
Bung Hatta setjuju dengan Syahrir bahwa pernyataan kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan secepatnya tetapi Bung Hatta melakukan usul Syahrir mengenai pernyataan kemerdekaan yang dilakukan secara pribadi oleh Soekarno.
“Saya khawatir beliau tidak akan mau berbuat begitu karena itu sama saja dengan merampas hak Panitia Persiapan Kemerdekaan.” Kata Bung Hatta mengungkapkan pendapatnya.
Akhirnya Bung Hatta dan Syahrir memutuskan untuk menemui Soekarno Soekarno untuk bersedia menerima kedatangan Syahrir dan Bung Karno pun langsung menanyakan apa maksud kedatangan mereka. Soekarno melihat mereka tampak agak tegang. Bung Hatta mempersilakan Syahrir mengatakan sendiri maksud kedatangannya Syahrir tuh menceritakan semua yang telah dikatakan pada Hatta Soekarno mendengar pernyataan syahrir dengan seksama.
“Sejak mendengar kabar bahwa Rusia menyerbu Jepang aku sudah menduga Jepang akan bertekuk lutut tetapi aku tidak yakin kejadiannya secepat ini meskipun saudara Syahrir mendengar kabarnya dari radio luar negeri karena kebanyakan radio itu dikuasai oleh sekutu. Aku akan mengecek kembali kebenaran berita ini di Gunseikanbu besok.” Kata Bung Karno. Sebenarnya, Soekarno keberatan dengan usul Syahrir karena alasan yang dikemukakannya sama seperti apa yang ia katakana pada Bung Hatta.
Keesokan harinya Bung Hatta dan Soekarno datang ke Gunseikanbu diantar Suharjo ke Kantor Pemerintah militer Jepang. Kartor tersebut dalam keadaan kosong. Disana Bung Hatta dan Soekarno hanya menjumpai seorang opsir tentara yang bertugas menjaga kantor kemudian opsir itu menyatakan bahwa semua penjabat di Gunseikanbu dipanggil ke Gunsei markas keberangkatan Jepang. Kemudian Bung Hatta dan Soekarno menemui admiral Maeda yang ada di kantornya, Soekarno langsung menanyakan kebenaran tenang berita kekalahan Jepang. Admiral Maeda tidak langsung menjawab ia termenung beberapa saat Bung Hatta memberi isyarat pada Soekarno bahwa berita mengenai kekalahan Jepang itu benar Soekarno setuju dengan Bung Hatta.
“Berita itu memang disampaikan oleh sekutu. Namun, sampai sekarang kami masih belum dapat kabar dari Tokyo, maka berita itu belum kami anggap benar karena belum ada intruksi dari tokoh yang menjadi pegangan kami.” kata Admiral Maeda dengan lemah
Bung Hatta dan Soekarno meninggalkan kantor admiraal Maeda dengan keyakinan bahwa Jepang benar-benar telah menyerah pada Sekutu. Bung Hatta mengusulkan untuk diadakannya rapat PPKI. Pada tanggal 16 Agustus 1945 karena anggotanya sedang berada di Jakarta semua maka Soekarno setuju dengan Rasul itu. Bung Hatta pun menyuruh Soebardjo untuk mengundang semua anggota PPKI yang sedang menginap di Hotel Des indes mereka diminta datang pada jam 10 pagi besok di kantor dewan Sanyo di Pejambon.
Sore hari tanggal 15 Agustus 1945 ada 2 orang pemuda yang datang ke rumah Bung Hatta, mereka adalah dan Margono djojohadikusumo mereka mengatakan pada Bung Hatta bahwa Jepang sudah menyerah kepada sekutu keduanya juga mendesak menghantar untuk membantu mengusulkan agar kemerdekaan Indonesia tidak dinyatakan oleh PPKI, karena panitia itu sudah dikenal luas sebagai buatan Jepang kemerdekaan Indonesia sebaiknya dinyatakan oleh Soekarno sebagai pemimpin atau tanpa rakyat. Bung Hatta mencoba bersikap tenang menghadapi kedua pemuda yang penuh emosi itu
“Jepang sudah mengakui kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan dilakukan oleh PPKI besok jam 10 pagi di pejambon.” kata Bung Karno dengan bijaksana