Mohon tunggu...
Kayla Difa Bilqis
Kayla Difa Bilqis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biqq

your life is as good as your mindset

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Harta Tahta Bung Hatta (Sebagai Pemikir Bangsa)

14 November 2021   20:01 Diperbarui: 18 November 2021   09:36 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menjadi bendahara pada dua perkumpulan, Bung Hatta merasakan pentingnya keuangan bagi sebuah perkumpulan. Pembayaran sumbangan harus dipenuhi oleh tiap anggota. Peraturan itu memang sudah ada dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Khusus Perkumpulan. Tetapi masih ada saja anggota yang melupakan kewaiban itu.

Dalam salah satu rapat JSB Bung Hatta mengajukan masalah dana tersebut. “Apakah kita perlu mengadakan suatu peraturan yang Disahkan oleh Rapat anggota? dengan begitu peraturan tersebut akan mengikat semua anggota dan mengharuskan mereka mematuhinya. atau kesetiaan membayar iuran itu diserahkan kepada rasa disiplin para anggota sendiri?” Begitu kata bung Hatta. Dalam rapat tersebut sebagian setuju dengan pendapat pertama dan sebagian lagi setuju dengan pendapat kedua. setelah terjadi diskusi akhirnya diputuskan bahwa sebaiknya hal tersebut diserahkan kepada rasa tanggung jawab masing-masing anggota titik perkumpulan yang mempunyai tujuan untuk melaksanakan cita-cita besar hendaklah didukung oleh anggotanya. dukungan itu bisa dilihat dari kesetiaan anggota membayar iuran tanpa paksaan.

Bung Hatta benar-benar menikmati kegiatannya di JSB. Hebatnya, pelajaran di sekolah sama sekali tidak menurun titik tugas sebagai bendahara di dua perkumpulan berjalan dengan baik titik sedangkan pelajaran sekolahnya tetap tidak mengecewakan. Ketika Bung Hatta sedang senang-senangnya bekerja sebagai bendahara di Jong sumatranen Bond. terjadi hal yang tidak mengenakkan pengurus Jong sumatranen Bond cabang Padang perlu disusun kembali pada permulaan tahun 1918 atau 1919 Anas mengenal dan bachder Jonan meletakkan jabatannya sebagai ketua dan sekretaris karena mereka pindah belajar ke stovia . Ainsyah Yahya dan Malik hitam duduk di kelas 3 mulo. Bung Hatta kebingungan ia juga bisa Mengundurkan diri dengan alasan yang sama. tetapi apa jadinya Jong sumatranen Bond cabang Padang? kamu jawab yang besar membuat Bung Hatta tetap bertahan di perkumpulan itu. ia merasa perkumpulan itu sudah menjadi miliknya. saat ini maju atau mundurnya Jong sumatranen Bond sangat tergantung pada bunga teri akhirnya Buatlah tekad Bung Hatta ia tidak akan meninggalkan jabatannya di Jong sumatranen bond.

Bung Hatta terpilih menjadi sekretaris tetapi jabatannya sebagai bendahara tidak digantikan.Dengan jabatan rangkap itu, tugas Bung Hatta semakin berat.  iya harus memberi petunjuk kepada anggota yang lebih muda. mereka akan menggantikannya bila jabatannya habis pada tahun 1919 yang punya semangat tinggi untuk memajukan perkumpulan tidak merasakan jabatannya sebagai suatu beban titik ia merasa itu sebagai tanggung jawab yang harus dipikulnya dengan ikhlas. pada saat itu sudah terlihat jiwa kepemimpinan dan semangat harta yang luar biasa untuk memajukan bangsa.

Meskipun masih sangat muda, kata sudah tertarik dengan berbagai masalah di sekelilingnya karena banyak bergaul dengan orang-orang dewasa yang berpikiran maju Bung Hatta pun tahu banyak tentang berbagai masalah yang sedang diperdebatkan dalam masyarakat. salah satunya adalah masalah kerja rodi setelah berusaha menghilangkan sistem kerja paksa itu hal itu didukung oleh Presiden Sumatera Barat. Tetapi masih ada 12 orang dari kalangan mimik Mama yang membelanya mati-matian titik mereka mengatakan bahwa Rodi adalah bagian dari adat pusaka lama di alam Minangkabau merasa heran dengan pendapat itu ia pun menanyakan pada engku  marah Sutan. “Benarkah Rodii merupakan bagian dari adat lama kita?”  tanya Bung Hatta dengan penuh rasa ingin tahu. itulah Bung Hatta. ia akan selalu menanyakan apa saja yang tidak dipahaminya. dengan banyak bertanya itulah ia belajar dan menyerap banyak pengetahuan.

“ itu bohong!”  jawab engku marah Sultan tegas “ Rodi adalah peninggalan politik pada masa kompeni tidak ada sangkut-pautnya dengan adat Minangkabau “.

Waktu terus bergerak meninggalkan Masa Lalu tiba saatnya Bung Hatta berada di negeri Belanda untuk melanjutkan sekolah di negeri kincir angin itu. Banyak sekali pengalaman dan relasi yang ia dapatkan di negeri Belanda setelah bersekolah di Belanda. Kemudian ia kembali ke Indonesia,  Bung Hatta tinggal di Jakarta selama 2 minggu. Haji Usman pemilik toko Padang mengajaknya ke Bandung.

“Nak Hatta  tentu belum pernah bertemu dengan Soekarno bukan ? dia sudah keluar dari penjara Sukamiskin kira-kira satu setengah tahun yang lalu Bagaimana kalau di Bandung Nanti kita menyempatkan diri menemui Soekarno sekalipun nak  Hatta berlainan partai dengannya tak ada salahnya mengenal Soekarno.” kata Haji Usman

Bung Hatta senang dengan ajakan itu dia sudah lama tidak mendengar berita tentang Soekarno atau orang yang menyebutnya Bung Karno. Bung Karno adalah tokoh pergerakan kemerdekaan yang sangat gigih karena perjuangannya. Bertemu dengan Bung Karno tentulah amat menyenangkan bagi Bung Hatta, ia bisa banyak belajar dari tokoh terkenal itu.

 Pada hari Sabtu pukul dua siang Bung Hatta berangkat ke Bandung bersama Haji Usman. Sesampainya di Bandung Haji Usman mengajak Bung Hatta menginap di sebuah hotel di jalan pos Timur. Lalu mereka pergi ke Astana Anyar ke rumah Soekarno namun beliau taka da disana, dengan perasaan agak kecewa Bung Hatta dan haji Usman meninggalkan rumah Soekarno dan kembali ke hotel. Malam harinya sekitar pukul Sembilan malam Soekarno datang ke hotel tempat Haji Usman dan Bung Hatta menginap. Soekarno datang bersama temannya yang bernama Maskun. Bung Hatta sungguh kagum pada Soekarno. di Bandung ia tokoh yang sangat terkenal dan dikagumi banyak orang Soekarno sangat rendah hati sampai sampai Ia mau datang untuk menemui Haji Usman dan Bung Hatta. Selain itu Soekarno adalah teman bicara yang amat menyenangkan. Meskipun baru bertemu dengan Bung Hatta Soekarno bersikap seperti seorang teman lama . Ia menceritakan Bagaimana kehidupan nya selama dalam penjara. Karena ada Haji Usman disitu, Soekarno menghindari pembicaraan mengenai Partai Indonesia atau partindo dan Partai pendidikan nasional indonesia PNI baru.

 Pada pukul 10.30 Soekarno berpamitan sebelum pergi ia berpesan pada Bung Hatta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun