Pendahuluan terkait Asistensi Mengajar itu apa ( kenapa ada AM Â bagi mahasiswa)Â
Mahasiswa jurusan pendidikan yang suatu saat akan menjadi guru pada semester ini menempuh mata kuliah wajib yaitu Praktek Pengalaman Lapangan di Satuan Pendidikan. Praktek Pengalaman Lapangan adalah program yang berguna bagi mahasiswa untuk menerapkan berbagai teori atau ilmu pendidikan yang diperoleh selama proses pembelajaran di bangku kuliah kemudian diterapkan di satuan pendidikan.
Praktek Pengalaman Lapangan atau PPL di Universitas Negeri Malang sekarang dinamakan sebagai program Asistensi Mengajar (AM) di satuan pendidikan. Asistensi Mengajar sendiri merupakan suatu program yang bertujuan memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dalam bidang pendidikan untuk turut serta dalam membelajarkan dan memperdalam ilmunya dengan cara menjadi guru dan turut aktif dalam kegiatan baik akademik maupun non akademik di suatu lembaga pendidikan yaitu di SMA Negeri 3 Blitar.
Sebelum melaksanakan proses kegiatan mengajar, kami dari prodi Pendidikan Ekonomi dan beberapa mahasiswa dari program studi Pendidikan Geografi dan Pendidikan Sosiologi melaksanakan observasi di sekolah yang bertujuan untuk mengetahui budaya, lingkungan dan permasalahan yang ada disekolah sebagai bahan dalam perencanaan kegiatan selama AM berlangsung.
Dalam observasi tersebut disampaikan oleh Waka Kurikulum yaitu Bapak Tomy Gumelar S.S., M.Pd bahwasanya SMA Negeri 3 Blitar menjadi sekolah penggerak. Selain itu, untuk siswa kelas X sudah menggunakan Kurikulum Merdeka dengan pembelajaran berdiferensiasi. Jadi, untuk kelas X belum ada penjurusan IPA atau IPS, sehingga dinamakan IPAS dan materi yang diperoleh mereka yaitu gabungan materi IPA dan IPS serta beberapa mata pelajaran umum lainnya.
Dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu pembelajaran yang interaktif. Pembelajaran interaktif sendiri adalah teknik atau metode pembelajaran yang dapat di gunakan guru untuk menyampaikan materi sekaligus melibatkan siswa secara aktif. Aktif dalam hal memberikan jawaban atas materi yang di berikan guru, forum ringan dengan teman sekelas, dan mencari sumber referensi lain sebagai referensi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang interaktif, guru berperan sebagai pengajar, motivator, fasilitator, mediator, evaluator, pembimbing dan pembaru.
Dengan demikian kedudukan siswa dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas adalah melalui peran aktif, dimana aktifitasnya dapat diukur dari kegiatan memerhatikan, mencatat, bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat, dan mengerjakan tugas, baik tugas kelompok maupun tugas individu. Pembelajaran interaktif dan menyenangkan dapat memberikan tantangan kepada anak untuk berpikir, mencoba belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi diri optimal.
Â
Suatu pendidikan dinilai bermutu apabila proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien serta terdapat interaksi antar komponen sistem pendidikan yaitu Strategi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan belajar yang terus menerus dan fungsional, perubahan belajar yang positif dan aktif, perubahan belajar yang tidak cepat berlalu, perubahan belajar yang disengaja atau terarah, dan perubahan meliputi semua aspek tingkah laku. Belajar di sekolah tidak selalu berhasil. Tidak sedikit siswa yang mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan belajarnya. Pada prinsipnya, setiap siswa berhak mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Namun ternyata siswa memiliki perbedaan menurut kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan metode pembelajaran yang digunakan.
Selain itu, perlu diketahui keadaan siswa sesuai dengan potensi, kemampuan dan sifat dasarnya, serta memahami apa yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar. Karena sebagian siswa menganggap pelajaran ekonomi sebagai mata pelajaran yang sulit, membosankan dan menakutkan bahkan ada yang membencinya. Dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung, tidak sedikit siswa yang menemui hambatan dalam proses pembelajaran, hambatan yang menghadirkan permasalahan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada prinsipnya, setiap siswa mempunyai banyak kesempatan untuk mencapai prestasi akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari terlihat jelas adanya perbedaan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan gaya belajar siswa yang terkadang sangat terlihat.
Kesulitan belajar pada intinya merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seorang siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain pada umumnya. Hal ini disebabkan faktor-faktor tertentu sehingga ia terlambat atau bahkan tidak dapat mencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Kesulitan belajar yang dialami siswa pada dasarnya tidak selalu disebabkan oleh rendahnya tingkat intelegensi atau kecerdasan siswa. Namun demikian, kesulitan belajar dapat disebabkan juga oleh banyak faktor seperti faktor-faktor fisiologis, psikologis, sarana dan prasarana dalam belajar dan pembelajaran serta faktor lingkungan belajarnya. Oleh karena itu, guru sebagai tenaga pengajar harus memiliki usaha untuk memiliki rencana pembelajaran dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, serta menggunakan media pembelajaran atau bahan ajar yang inovatif.
Â
Penerapan PjBL materi sistem dan Alat pembayaran di SMA Negeri 3 Blitar
Berdasarkan permasalahan diatas maka diterapkan model pembelajaran Project Based Learning di SMA Negeri 3 Blitar, pembelajaran berbasis proyek adalah strategi pembelajaran yang memberdayakan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru berdasar pengalamannya melalui berbagai presentasi. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Adapun yang kami lakukan dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ini antara lain:
- Merencanakan dan mendesain pembelajaran.
- Membuat strategi pembelajaran.
- Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa.
- Mencari keunikan siswa.
- Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian.
- Membuat portofolio pekerjaan siswa.
Pada model pembelajaran ini siswa diberikan project yakni dengan membuat Mind Map. Setiap siswa membuat Mind Map dengan tujuan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mengingat sesuatu lebih utuh dan detail, dapat meningkatkan kemampuan manajemen informasi, konsentrasi, imajinasi dan memori siswa. Tahap pembelajaran dalam PjBL dibagi menjadi 3 sintak salah satunya sebagai berikut
- Perencanaan
- Pada tahap ini dilakukan perencanaan terkait bagaimana menentukkan project apa yang sesuai untuk diterapkan kepada siswa. Pada tahap ini guru melihat karakteristik siswa untuk merumuskan strategi pembelajaran, merancang kebutuhan sumber belajar, dan merancang alat evaluasi.
- Pelaksanaan
- Model pembelajaran ini dilakukan melalui beberapa tahapan,
- tahap pertama peserta didik membaca materi yang akan dirangkum, yakni materi Sistem dan alat pembayaran.
- tahap kedua, Setelah membaca materi selanjutnya peserta didik mengelompokkan point point penting yang ada pada materi tersebut.
- tahap ketiga, peserta didik menuliskan kembali point point tersebut dengan tujuan agar lebih mudah memahami topik tersebut. Peserta didik menulis dikertas folio
- tahap ke empat, peserta didik menambahkan ilustrasi atau warna-warna menarik untuk menambah estetika sehingga peserta didik tidak bosan dengan warna yang monoton saja.
- Evaluasi Perencanaan dan Pelaksanaan
- Tahap ini merupakan tahap penting dalam pembelajaran strategi proyek dan guru dalam mengetahui tujuan pembelajaran praktik tercapai atau tidaknya melalui evaluasi.
Hasil penerapan PJBL di SMA Negeri 3 Blitar
Dalam penerapan PJBL tentunya memiliki kelebihan meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai, membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem kompleks, memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Hasil dari model Project Based Learning (PjBL) ini berupa mind map atau peta konsep yang dibuat sekreatif mungkin dan presentasikan di depan kelas. Model Project Based Learning (PjBL) ini sudah diterapkan di beberapa kelas X SMA Negeri 3 Kota Blitar dalam pembelajaran ekonomi materi Sistem dan Alat Pembayaran.
Dan setelah diterapkannya model Project Based Learning (PjBL) ini hampir keseluruhan aktivitas siswa naik sangat signifikan, yaitu aktivitas siswa merespons pernyataan guru dengan jawaban yang bervariasi, siswa menyimak materi pembelajaran, siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan menyampaikan pendapat kepada teman-temannya, siswa juga mengerjakan soal evaluasi secara individu sesuai dengan perintah, dan siswa mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan guru dengan baik.
Peningkatan rata -- rata hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor baik dari individu maupun pendidik seperti di bawah ini :
- Peran fasilitator (guru) dalam memfasilitasi dan memotivasi siswa untuk belajar lebih optimal dan semangat.
- Fasilitator memberikan kesempatan sebesar -- besarnya bagi siswa untuk mengeksplor kemampuannya dalam mempelajari segala materi yang diberikan dalam proses pembelajaran , penemuan masalah dan memecahkan masalah serta mencari solusi yang terbaik dalam pembelajaran yang dihadapi siswa.
- Pelaksanaan kegiatan pembelajaran baik itu pada saat pemberian materi pelajaran dibimbing secara maksimal guna untuk peningkatan pemahaman materi yang diberikan pada siswa secara pendekatan personal kepada siswa.
Namun, dalam pelaksanaan model pembelajaran ini terdapat kesulitan, yaitu : alokasi waktu yang dibutuhkan melampaui jam pelajaran, di SMA Negeri 3 Kota Blitar, jam pelajaran ekonomi dalam 1 minggu hanya terdapat 2 jam pelajaran (45 menit x 2) dan ketersediaan alat dan bahan terbatas.
KesimpulanÂ
Pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik antara lain; melatih siswa berpikir lebih kritis, merangsang rasa ingin tahu pada siswa, mengeksplorasi proses belajar siswa, menambah makna pembelajaran dan proses belajar menjadi lebih menyenangkan.
Tidak semua siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan pemikiran yang kritis. Perbedaan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan gaya belajar dapat menjadi sebuah permasalah dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus menggunakan menggunakan media pembelajaran yang efektif dan inovatif. Salah satu pembelajaran yang digunakan oleh guru ekonomi di SMA Negeri 3 Kota Blitar yaitu penerapan PjBL (Project Based Learning) pada materi Sistem dan Alat Pembayaran. Dimana dalam proses pembelajaran ini, siswa diminta untuk membuat Min Map. Hasil dari penerapan PjBL (Project Based Learning) ini siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih semangat untuk belajar ekonomi.
Â
Penulis
- Alya Ratri Nur Syafira
- Nabila Tri Nur Alif
- Nofindi Dela Sofira
- Nur Hadi Widodo
- Nurjehan
- Pebyana Ima Mellaty
- Sabella Febrina Geonani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H