"Bib ... bib ... bib ...." suara robot milik Vino yang canggih itu terus terdengar sambil berjalan ke sana ke mari dengan arahan remote di tangan Vino.
Wah, canggih sekali robot milik temanku itu.Â
"Ya ampun, Vino. Jangan main robot-robotan terus. Nih temanmu datang. Tugas kelompokmu udah dikerjakan belum?" tanya mama dengan marah.
"Udah kok, Ma, nanti aku setorkan ke kalian ya," sahut Vino berbohong lantas bermain kembali dengan robotnya.
"Thank you ... Vino ... thank you ...." kata robot Ticky-one itu.
Robot Ticky-one bisa berbicara. Harganya sangat mahal. Ayah Vino yang membelikannya saat ia naik kelas tahun lalu. Tapi Vino suka lupa diri kalau sudah main bersama robot Ticky-one kesayangannya.
"Awas, ya. Mama nggak mau dengar lagi kamu dimarahin ibu guru gara-gara nggak mengerjakan tugas sekolah," ujar mama akhirnya.
"Bib ...bib ... bib ...." suara robot menjawab ucapan mama.
Vino senang sekali bermain bersama Ticky-1.
Koloni manusia sangat sibuk dengan teknologi canggih. Jumlah mereka kian berkurang karena kesibukan setiap hari bertumpuk. Tak ada waktu buat mengandung, melahirkan maupun merawat anak-anak.
Akibatnya pada tahun ini, dunia lebih banyak dipenuhi oleh pasukan robot. Ada robot rumahan. Tugasnya membantu manusia dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Robot ini bisa menyapu, mengepel lantai, mencuci piring bahkan menjemur pakaian.Â