Mohon tunggu...
Nur Jannah
Nur Jannah Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Hobi membaca fenomena dan menulis alam, memasak, travelling dan merencanakan masa depan anak negeri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Laut

24 Maret 2023   00:38 Diperbarui: 24 Maret 2023   00:48 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alat itu sangat sederhana. Hanya dibuat dari kayu kecil sepanjang sekitar setengah meter yang ujungnya diikatkan tali. Nah talinitulah nanti yang kami buat melingkar untuk menjerat kaki anak kepiting dari lubang pasir.

"Ayo, aku pamit pada Bunda dulu ya," sahutku kemudian sambil membawa pancingan ketam milikku.

Aku dan Biyan menggowes sepeda untuk pergi ke tepi pantai. Kami melewati rumah beberapa teman. Salah satunya rumah Salsa. 

Saat kami lewat ia tengah menjemur ikan bersama bibinya. 

"Hai, Salsa!" sapaku.

"Hai, Zabir, Biyan! Kalian mau ke mana?" teriaknya dari kejauhan.

"Biasa," sahut kami sambil mengangkat pancingan kepiting masing-masing.

"Hati-hati," teriaknya sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Ya!" sahut aku dan Biyan berbarengan.

Salsa adalah temanku yang baik hati. Ia sangat rajin membantu bibinya menjemur ikan asin untuk dijual di pasar.

Sebelum sampai pantai kami juga melewati rumah Arya. Ayah Arya memiliki perahu untuk dipakai melaut. Perahu ayah Arya sangat kokoh dan indah. Terbuat dari kayu mahoni yang dibentuk dan dihias dengan cat berwarna-warni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun