Tiba-tiba seorang wanita tua keluar dari kamar sambil membetulkan kainnya.
"Ada apa ini?"
 Loh? Itu kan ibu? Jenazah ibu masih mengitari rumah ini. Wajahnya nampak kurus dan pucat.
Kutarik Sines menjauhi sosok ibu. Aku bisiki telinganya, "Kenapa ngubur ibu nggak nunggu aku dulu?"
"Hiapa yang dihubul mba?"
"Itu di telepon kamu bilang ibu meninggal," bisikku sambil melirik wajah ibu.
"Hukan meninghang, Mba, tapi MENN-NNING-HANG"
"Tuh kan kamu bilang meninggal," sungutku.
Serta merta ibu menggoyangkan tangan.
"Itu mendingan. Bukan meninggal," ucap ibuku.
"Mendingan? Ya ampuun."
Serta merta kupeluk ibu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!