Kode QRÂ
Dalam era industri saat ini telah banyak diaplikasikan kode QR (kode Respon Cepat) untuk menjaring perilaku motivasi dan minat calon customer. Â
Kode QR adalah jenis kode matriks atau kode dua dimensi yang untuk dibaca oleh smartphone. Â Kode terdiri dari modul hitam yang disusun dalam pola persegi pada latar belakang putih. Informasi yang disandikan mungkin berupa teks, URL, atau data lainnya (Shin, et. al , 2012).Â
Dibuat oleh anak perusahaan Toyota Denso Wave pada tahun 1994, kode QR adalah salah satu jenis kode batang dua dimensi yang paling populer. Kode QR dirancang untuk memungkinkan isinya diterjemahkan dengan kecepatan tinggi  (Jupiter, 2011).  Popularitas kode QR berkembang pesat di seluruh dunia, terutama di Korea, Jepang, dan AS.
Menurut Canadi, Â dkk., (2010) berpendapat bahwa sementara awalnya digunakan untuk melacak bagian-bagian dalam pembuatan kendaraan, kode QR sekarang digunakan dalam konteks yang jauh lebih luas.Â
Penggunaan sekarang meluas dari pelacakan komersial ke hiburan dan dari pemasaran produk ke label produk di dalam toko. Banyak dari aplikasi ini (disebut penandaan seluler) ditujukan untuk pengguna ponsel cerdas.Â
Pengguna dapat menerima teks, menambahkan kontak vCard ke perangkat mereka, membuka Uniform Resource Identifier atau menulis email atau pesan teks setelah memindai kode QR. Mereka dapat membuat dan mencetak kode QR mereka sendiri untuk dipindai dan digunakan orang lain dengan mengunjungi salah satu dari beberapa situs atau aplikasi penghasil kode QR yang dibayar dan gratis.
Gambar 1. QR Code
Google memiliki Antarmuka Program Aplikasi populer untuk  menghasilkan kode QR, dan aplikasi untuk memindai kode QR dapat ditemukan di hampir semua perangkat ponsel cerdas  (Louho, Kallioja, & Oittinen, 2006).  Kode QR dengan cepat mendapatkan tingkat penerimaan yang tinggi berkat difusi smartphone yang luas.Â
Studi Comscore (2011) menemukan bahwa pada Juni 2011, 14 juta pengguna smartphone di AS, mewakili 6,2% dari total pemirsa seluler, telah memindai QR atau kode batang pada perangkat pintar mereka. Studi ini melaporkan bahwa pengguna paling mungkin memindai kode yang ditemukan di koran, majalah, dan pada kemasan produk, dan mereka melakukannya dengan harapan mereka merespons iklan, kupon diskon, atau mencari informasi tentang produk.
Mungkin salah satu kunci untuk memahami perilaku konsumen dan kode QR terletak pada psikologi dan perilaku. Dengan melihat bagaimana orang bertindak dan bereaksi terhadap kode QR, industri bisa lebih baik membuat kampanye yang lebih tepat disesuaikan dengan preferensi pelanggan.Â