Mohon tunggu...
Nurimania Purnama
Nurimania Purnama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku biasa dipanggil aim, hobi membaca novel roman, kuliner dan tidur. Bercita-cita menjadi penulis/cerpenis dan guru/dosen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cangkriman

19 Desember 2023   20:30 Diperbarui: 19 Desember 2023   20:40 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.hariannusantara.com/wp-content/uploads/2019/06/gambar-ilustrasi-pemandangan-alam.jpgInput sumber gambar

“Kasian sekali anaknya memliki ibu yang seperti dia, untung masih bisa diterima di keluarga suaminya meskipun kelakuannya sangat biadap”

“Aku dengar tadi anaknya tidak mau mendekati ibunya, tapi wajarlah setelah semua yang ibunya lakukan dia memang pantas mendapatkan perlakuan seperti itu”

“Sutt, orang sudah meninggal juga masih di rasani jelek”

Kulihat kakek berdzikir disamping mayat ibu, aku mendekat dengan air mata yang sudah aku tahan mati-matian. Tangan kakek mengusap kepala seraya memberiku sepucuk surat yang dipenuhi darah. Dengan gentar aku membacanya.

“Nak maafin ibu, tidak pernah ibu bermaksud menyakiti dan membuat keluarga kita hancur, ibu melakukan ini dengan alasan yang sangat kuat agar keluarga kita tidak lagi mendapat ancaman. Maaf ibu salah memilih jalan keluar, hingga membuat keluarga bahagia kita bercerai berai. Ibu hanya ingin berpesan, jika nanti kamu sudah dewasa jangan pernah engkau menyakiti orang lain, bersikaplah seperti ayahmu yang sangat dermawan itu. Ayahmu seperti kesatria bagi ibu, tapi sayang kerena kurangnya komunikasi semua berantakan. Baik-baik ya nak, jaga kakek karena sekarang kamu hanya memilikinya di dunia teka-teki ini. Terimakasih sudah mau membaca surta ibu, jangan pernah mendengarkan ocehan yang belum pasti benar, karena semua cerita hanya ibu yang tau”

Lagi-lagi hantaman kembali terasa, apa maksud ini semua? masalah apa yang sebernarnya terjadi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun