"Nah, tugas mama sudah selesai.Rossa dan Paramita sudah bisa mandiri, sudah bisa mengurus diri sendiri, tidak sia-sia mama mendidik kalian selama ini.Saatnya mama pulang, kembali kepada yang menciptakan."
"Iyasih, tapi kok kami masih sedih, ya."
"Oala nduk.Siapa pun tidak ada yang merasa siapdi tinggalkan orang yang paling kita sayang.Tetapi siap tidak siapya harus siap karena yang namanya kematian pasti menghampiri kita.Seperti  kata Al Gazali bahwa satu-satunya yang  pasti dalam hidup ini Cuma kematian."
Hening sejenak.
"Seperti lagunya Derry Sulaeman. Dunia sementara, akhirat selama-lamanya.Orang kaya mati.Orang miskin mati.Raja-raja mati. Rakyat biasa mati."
"Malaikat pencabut nyawa, apa juga ikut mati?"Paramita menggenggam tangan Sedahmira.
"Izrail? Iyalah. Malaikat ini menjadi makhluk terakhir yang  mati kelak."
"Kalo begitu, Maura maunya mati nanti setelah hapal Al Qur'an."
"Mana bisa mati kok dipesen."
"Iya kata Ustadzah kalau sudah hapal AL Qur'an, Maura bisa ngasih mama mahkota di akhirat. Mama bisa jadi bidadari di surga. Tapi, Buk Mira, kalo mama jadi bidadari , mama bisa terbang? Asik dong, bisa kesini kesana gak usah pake grab."
Mereka tertawa mendengar celoteh Maura yang sebentar lagi masuk SD.