Sesampainya di rumah kulihat ibu sedang memasak. Lalu ibu bertanya “Ade, sudah pulang? Belajar apa, Nak kamu di sekolah?”
“Belajar matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan agama, Bu!”
“Pintar anak Ibu, sekarang kamu makan ya! Ibu masakkan menu kesukaan Ade.”
“Bu, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanyaku pada ibu.
“Apa yang hendak kau tanyakan, Nak?”
“Apa cita-cita terbesar ayah,Bu?’
“Mengapa kau tanyakan hal itu?”
“Aku hanya ingin seperti ayah, Bu!”
Kulihat air mata membasahi pipi ibu.
“Maafkan kalau kata-kataku membuat ibu bersedih!” Ucapku pelan.
“Ayahmu hanya ingin anak-anaknya menjadi penerus pesantren ini, Nak!, diantara kalian belum ada yang terlihat ingin mendalami ilmu sufi. Coba lihat sana, Nak!” ibu menunjukkan tempat santri-santri belajar lewat jendela.