Mohon tunggu...
Nurhidayah SPd
Nurhidayah SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 21 Bandung

Menulis bisa mengubah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesantren untuk Ayah

20 Januari 2023   19:11 Diperbarui: 20 Januari 2023   19:39 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pesantren untuk Ayah

Karya: Nurhidayah Irma

“Bagaimana,Nak, apakah kamu bersedia mengikuti keinginan ayah?”

“Apakah harus aku, Yah?”

“Hanya kamulah yang bisa meneruskan cita-cita ayah.”

Ucapan itulah yang terus menghinggapi pikiranku yang sampai kini aku tak bisa lagi mendengar petuah ayah. Lima tahun sudah ayah meninggalkan kami. Waktu itu umurku masih 7 tahun. Tapi sampai sekarang aku belum bisa memenuhi keinginan ayah.

“Maafkan aku ayah.” Bisikku dalam hati.

***

“Kamu tahu tidak, kalau wajahmu itu tampan seperti pendakwah di TV itu!” seloroh temanku sambil berlari ka kantin.

“Apa wajahku seperti  Ustadz Yusuf Mansyur?” kuperhatikan wajahku pelan sambil memakai peci yang ada di dalam tas. Memang kebiasaan yang tak pernah aku tinggalkan adalah memakai peci ketika solat,  peci dan sarung tak pernah tertinggal dalam tasku.

Kupandangi wajahku yang tampan seperti orang-orang katakan. Lalu aku berpikir apakah pantas aku disamakan dengan Ustadz Yusuf Mansyur? Pendakwah terkenal di Indonesia. Yang memilik banyak sekali jamaah, dan yang sangat bermanfaat untuk umat. Yang teguh dalam tauhid dan fiqih. Ah semuanya hanya candaan temanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun