“Disanalah Aku Berdiri Menjaga Ibu Sejati”. Supratman tetap memakai katadi sanalah. Kalimat Berdiri Menjaga Ibu Sejati menurut saya adalah cocok bila lagu ini dinyanyikan pasca kemerdekaan sampai sekarang. Menjagaadalah kata kerja yang bermakana menunggui agar selamat dan tidak ada gangguan. Siapa yang dijaga? Yaitu Ibu yang Sejati.
“Indonesia Tanah Berseri Tanah Yang Aku Sayangi”. Tidak ada analisis untuk bait syair yang ini, saya sepakat 100%. Marilah Kita Berjanji Indonesia Abadi di stanza yang ke tiga, Supratman menyeru atau mengajak bangsa Indonesia yang sudah meraih kemerdekaan agar berjanji Indonesia abadi.
“Slamatkan Rakyatnya Slamatkan Puteranya”. Rakyatnya diselamatkan, Pemerintahnya gak usah? Hahahaha. Slamatkan Puteranya,Puterinya nggak? Nah, loh... “Pulaunya Lautnya Semuanya”. Kita harus segera mendata berapa pulau yang masih milik kita bangsa Indonesia, Berapa luas lautnya yang masih menjadi milik bangsa.
“Majulah Negerinya Majulah Pandunya Untuk Indonesia Raya”. Ada kata pandu lagi, gerakan kepanduan sekarang hanya da Pramuka.
Terakhir, “Indonesia Raya Merdeka Merdeka, Tanahku Negeriku Yang kucinta”. Merdekalah Indonesia, tanahku negriku yang kucinta.
“Indonesia Raya Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya”. Oh, jadi yang hidup ternyata Indonesia Raya. Kalau hanya “Indonesia” saja tidak hidup Bung W.R. Supratman?
Berarti Indonesia belum Raya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H