Mohon tunggu...
Nurhasanah Fahrizal
Nurhasanah Fahrizal Mohon Tunggu... Guru - Nama saya Nurhasanah. Saya bekerja sebagai guru di salah satu sekolah swasta di Kota Prabumulih sejak tahun 2010.

Saya tidak memiliki hobi khusus. Namun jika terdapat waktu luang saya akan menghabiskannya bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Pembelajaran Inovatif Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Melalui Media Simon Says Game

1 Desember 2023   14:11 Diperbarui: 1 Desember 2023   14:41 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran Bahasa Inggris dalam Kurikulum K13 bertujuan membentuk peserta didik yang memiliki bekal ilmu pengetahuan (have a body of knowledge), keterampilan ilmiah (scientific skills), keterampilan berpikir (thinking skills) dan strategi berpikir (strategy of thinking), membentuk peserta didik yang mampu berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking dan mengevaluasi peserta didik sesuai apa yang dialami siswa dalam pembelajaran (authentic assessment). Kurikulum 2013 juga mengharapkan peserta didik mencapai berbagai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS) yang meliputi berpikir kritis, kreatif dan inovasi, mempunyai kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama dan memiliki kepercayaan diri.

Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang mencapai standar ketuntasan belajar minimum. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang selama ini penulis lakukan, didapatkan hasil belajar peserta didik yang masih rendah. Hal ini membuat penulis harus mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan. Kendala yang dihadapi penulis diantaranya adalah pemahaman yang masih kurang tentang Kurikulum 2013. Pembelajaran masih beroreintasi pada kemampuan pengetahuan peserta didik, kurang memaksimalkan kemampuan ketrampilan dan juga pengembangan sikap dari

eserta didik. Dalam aspek kognitif pun proses berpikir peserta didik masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi).

Metode pembelajaran juga berpusat pada guru dan tidak berpusat kepada peserta didik sehingga kurang mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Dalam penggunaan sumber belajar, penulis hanya menggunakan buku yang berasal dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Padahal banyak sumber belajar lain yang bisa dimanfaatkan seperti buku-buku lain yang relevan dan bisa juga dari internet. Penggunaan media pembelajaran juga kurang bervariasi sehingga kurang menarik bagi peserta didik.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) sehingga dalam pengembangan kegiatan pembelajaran, penulis seharusnya menggunakan langkah-langkah penyelidikan yang disebut scientific method. Langkah-langkah yang termasuk scientific method dimulai dari mengidentifikasi masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil temuan. Berdasarkan langkah-langkah yang terdapat dalam scientific method tersebut, maka terlihat bahwa scientific method menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam setiap langkahnya.

Pembelajaran berorientasi pada HOTS dilakukan dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Sehingga langkah awal untuk memperbaiki proses belajar yang dilakukan oleh penulis selama ini adalah memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan berorientasi HOTS. Berdasarkan Permendikbud RPP yang disusun oleh guru mencakup komponen Literasi, PPK (Penguatan pendidikan Karakter, HOTS, dan 4C. Setelah RPP diperbaiki, maka penulis melakukan proses pembelajaran di kelas. Selama proses pelaksanaan, penulis juga melakukan evaluasi kekurangan dan kelebihan RPP yang telah dibuat sehingga bisa diperbaiki sesuai kondisi kelas. Selain itu juga diperbaiki teknik penilaiannya.

Setelah melaksanakan pembelajaran sesuai RPP berorientasi HOTS serta evaluasinya, hasil belajar peserta didik meningkat. Selama pelaksanaan  pembelajaran peserta didik juga lebih antusias dari biasanya. Untuk itulah penulis perlu menyusun laporan Best Practice pembelajaran berorientasi HOTS dengan metode Problem Based Learning.

Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam Laporan Best Practice ini adalah kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris kelas VI semester ganjil terkait command and prohibition

Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan Best Practice ini adalah meningkatkan kompetensi guru atau penulis dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris yang berorientasi pada kecakapan HOTS yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Selain itu juga untuk meningkatkan pencapaian kompetensi kemampuan memahami teks interaksi transaksional Bahasa Inggris terkait command and prohibition pada peserta didik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun