Mohon tunggu...
Nurfitria Resta Oktaviani
Nurfitria Resta Oktaviani Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan

Membahas seputar Teknologi pangan, topik topik politik, pendidikan, inspirasi, motivasi, bisnis, senang berbagi pengalaman dan bertukar pikiran. Semoga bisa bermanfaat untuk para pembaca ❤

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Doa Ibu Dapat Mendirikan Yayasan Pendidikan

31 Oktober 2020   20:12 Diperbarui: 31 Oktober 2020   20:15 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi, Keluarga Yayasan Sapta Prakarsa jaman dahulu.

Uyu Wahyu dan Hadijah memiliki 6 orang anak yang semua anak-anaknya kuliah, sepasang suami istri ini mampu membiayai kuliah anak-anaknya, semua ini dari hasil kegiatan pertanian, perdagangan, dan pertenakan.

Ke 6 orang anak sepasang suami istri ini memiliki beranekaragam jurusan kuliah, dari ke 6 anak-anaknya tidak ada yang sama jurusannya.

Yang paling besar Asep Aksan kuliahnya di IKIP dengan jurusan Otomotif, anak kedua Ade Hadiat Sudrajat kuliah di Unisba dengan jurusan Teknik Industri, anak yang ketiga Ai Murtika kuliah di UIN Sunan Gunung Djati dengan jurusan Matematika, kemudian anak ke empat Enung jurusan IPS di UIN Sunan Gunung Djati, anak ke lima Surzan jurusan Kesejahteraan Sosial di UNLA, dan anak yang terakhir Iis mengambil jurusan Akuntansi di Unisba. Sehingga munculah pemikiran (ide) mengubah pola perekonomian keluarga. Sehingga tidak begitu memikirkan ke pada usaha yang dahulu ditekuni oleh Hadijah dan Uyu Wahyu yaitu usaha perdangan, pertanian, dan peternakan.

Maka usaha tersebut diubah dengan membuka "Pendidikan". Tanah yang dipergunakan untuk membangun wilayah pendidikan yaitu tanah wilayah pertanian yang produktif (tanah yang dahulunya lahan pertanian). Itulah tanah yang digunakan untuk proses pembuatan sekolah.

Sebenarnya dari mulai pada tahun 1995 Hadijah sudah memiliki ide gagasan "Berfikir bagaimana kalau membuat suatu sekolah, karena ke 6 anak-anaknya semuanya adalah seorang sarjana ".

Sang ibu Hadijah dalam setiap doanya memiliki itikad "Semua anak baik yang kecil maupun besar harus jadi sarjana". Itulah Doa sang Ibu Hadijah dengan ikhtiar dibarengi dengan usaha akhirnya Allah berkehendak dan mewujudkan doa yang dipinta oleh sang Ibu Hadijah sehingga semua ke 6 anak-anaknya itu adalah seorang sarjana walaupun anak yang no empat yang bernama Enung meninggal, namun Enung meninggal setelah lulus menjadi seorang sarjana.

Pada tahun 1997 sepasang suami istri ini, Uyu Wahyu dan ke 6 anak-anaknya akhirnya sepakat untuk membuat sekolah. Dengan tujuan dari orang tua sebagai motivator dan sumber pendanaan yang di dapat. Sehingga disaring informasi oleh anak yang ke lima yang bernama Surzan memiliki pendapat " Dari pada kerja di orang lain, lebih baik kerja di sekolah sendiri. masa anak-anak semua sarjana tidak bisa mengurus persekolahan". Mungkin pendapat ini sepaham dengan pemikiran Hadijah dan Uyu Wahyu, sehingga pendapat dari anak ke lima ini yang bernama Surzan diterima oleh Hadijah dan Uyu wahyu dan mulai merintis membuat sekolahan.

Inti dasarnya membuat sekolahan adalah "Supaya anak-anaknya tidak bekerja di orang lain". Karena pada jaman itu sangat sulit sekali mencari perkerjaan tidak semudah mengembalikan telapak tangan. Sehingga pendapat yang diajukan oleh anak ke 5 ini kelihatannya mungkin dianggap sesuatu ide yang sangat cemerlang maka dibuatlah sekolah. Karena Uyu Wahyu sendiri mempunyai pengetahuan mengenai pendidikan, karena asal usulnya beliau dari pendidikan.

Dokumen pribadi, Surzan anak ke 5 dari pasangan Hadijah & Uyu Wahyu
Dokumen pribadi, Surzan anak ke 5 dari pasangan Hadijah & Uyu Wahyu
Sehingga munculah pertanyaan-pertanyaan. "Apa nama sekolahnya?". Maka namanya SMK Bandung Timur karena berada di daerah Kabupaten Bandung. Maka disusunlah nama untuk yayasannya. Sehingga berbagai macam ide harus dikeluarkan untuk menghasilkan sebuah nama yang bagus. Maka terbentuklah nama yayasannya adalah Yayasan Sapta Prakarsa. "Apa itu yayasan sapta prakarsa?". Yaitu 9 orang yang berperan, sembilan karya orang-orang sebagai pemilik dan pengurus dari yayasan itu. Maka munculah "siapa penasehatnya?". Sehingga mengambil dari kerabat yaitu Pa Husin sebagai penasehatnya. "Darimana modalnya?"

Modalnya murni dari Uyu wahyu dan Hadijah sebagai orang tua dari ke 6 anak-anak mereka. Sehingga modal pokok, modal tanah semua murni dari Uyu Wahyu dan Hadijah, termasuk modal awal sebagai suatu jaminan awal di notaris adalah Uyu Wahyu dan Hadijah. Tidak ada satupun dari anak-anaknya untuk mengeluarkan dana untuk membangun persekolahan. Dari mulai pengeringan, sampai pengeboran, dan pembangunan lahan, sampai keluarnya izin oprasioanl, izin bangunan itu adalah murni dari Uyu Wahyu sebagai modal awal.

Sehingga berdirilah sekolah dengan awal jurusan hanya 2 jurusan yaitu elektro komunikasi, dan otomotif. Penerimaan mahasiswa baru dimulai pada tahun 1997. Awal pertama membangun sudah mendapatkan 7 kelas. Dengan berbagai macam strategi pertama yaitu anak-anak Uyu Wahyu dan Hadijah memiliki banyak relasi, kedua masing-masing ke 6 anak Uyu Wahyu dan Hadijah sudah lulus sarjana dan sudah terjun di dunia pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun