Mohon tunggu...
Andi Nur Fitri
Andi Nur Fitri Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan swasta

Ibu dua orang anak, bekerja di sekretariat Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia Komisariat Wilayah VI (APEKSI Komwil VI)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak-anak Pemenang Kehidupan

31 Maret 2019   11:07 Diperbarui: 31 Maret 2019   11:21 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membuka meja lipatnya dan menyiapkan crayon yang telah dibawanya dari rumah, ia pun duduk tenang mewarnai. Di tengah situasi yang sangat bising dan ramai, beberapa kali ia tampak terganggu. Namun saya dan gurunya selalu memberinya semangat dan peringatan untuk tetap fokus. 

Mengingat panggung yang begitu sesak karena anak-anak peserta lomba didampingi oleh masing-masing keluarga dan guru. Saya pun mengambil sikap pasif, tak terlalu banyak mengarahkan, kecuali untuk menjaga dia tetap konsentrasi.

Di tengah kerumunan peserta dan pendamping di atas panggung, saya sempat melihat bagaimana guru pendamping Nayla mencoba memberinya instruksi, namun dengan tegas ia menolaknya. Tangan ibu guru itu ditepisnya, dan saya pun hanya tersenyum kecil. Bahkan ketika waktu mewarnai sudah hampir selesai, ia tetap tak ingin mengumpulkan karyanya karena masih ada ruang kertas yang akan dia warnai. Peringatan panitia pun sempat tak dihiraukannya.

Sedari tadi saya hanya lebih banyak berdiri memperhatikan Nayla beraktifitas. Saya sadar, bahwa mungkin disinilah ia menunjukkan karakternya. Meskipun ia berkebutuhan khusus, ia tetap ingin mandiri. Ia menolak dibantu mewarnai, bahkan menentukan warna apa yang akan dipakainya. 

Setiap hari sekolah, ia lebih banyak menolak dibantu memakai baju seragam, memakai kaos kaki hingga bersepatu sendiri. Meskipun kadang-kadang kami telat sampai di sekolah, karena harus menunggunya. Tapi itu semua adalah proses yang sangat berharga menurutku.

Kebiasaan menghargai kemandiriannya akan saya kembangkan, sehingga suatu waktu ia betul-betul paham, bahwa semua proses tersebutlah yang membuatnya tumbuh dewasa. 

Cerita ini akan simpan dan tentunya dibagikan kepada anda semua, jika ada yang bermanfaat silahkan dipetik hikmahnya. Biarkan anak-anak berkebutuhan khusus kita mengukir hidup mereka, menghadirkan fitrah mereka secara mandiri, dan menggapai cita-cita mereka dengan gemilang.

Nayla....berproseslah, bertumbuhlah, berprestasilah, namun tetaplah rendah hati. Jadilah bagian dari anak-anak yang menang dalam kehidupan ini.    I Love you Nak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun