Mohon tunggu...
Nurfaza Aula
Nurfaza Aula Mohon Tunggu... Guru - Be a Good Person, menjadi pribadi yang lebih baik

Seorang pembelajar yang berusaha untuk terus dapat belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Konstruktivistik dalam Pembelajaran PAI

11 Februari 2020   19:28 Diperbarui: 11 Februari 2020   20:08 4601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kampudesa.or.id

Guru PAI juga harus mampu menyesuaikan diri dengan dunia yang semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Guru PAI yang konstruktivis mampu menghubungkan dengan baik antara ajaran agama yang tekstual dengan kehidupan yang konstekstual. Kondisi perkembangan kognitif dan pengalaman siswa yang selalu bertambah akan memposisikan diri mereka dalam lingkungan masyarakat.Oleh karenanya, pemikiran kritis dan dinamis dalam memahami perkembangan IPTEK menjadi hal penting bagi guru PAI. 

Pemahaman perkembangan ilmu pengetahuan tersebut akan membawa pada kemajuan pembelajaran PAI. Teori konstruktivisme dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI, karena mempunyai manfaat yang cukup besar bagi guru ataupun siswa. Meskipun teori ini bukan terlahir dari pemikiran orang muslim, tapi dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI.

 REFERENSI:

[1]Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 9

[2] Haris Mudjiman, Belajar Mandiri, (Surakarta: UNS Press, 2009), hal. 23

[3] Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius,2001), hlm. 24-25

[4] 5R.E. Yager, "The Constructivist Learning Model: Toward Real Reform in Science Education', dalam The Science Teacher, 56(6, 1991), hlm. 52-57

[5] S. Kim, "The Effect of a Constructivist Teaching Approach on Student Academic Achievement, Self-Concept, and Learning Strategies", dalam Asian Pacific Education Review, Vol. 6, No. 1, 2005, hlm. 7-19

[6] G. Brooks, dan M.G. Brooks, The Case for Constructivist Rooms. (Virginia:Association for Supervision and Curriculum Development, 1993)

[7] 8R. Duit, "Preconception and Misconception" dalam E.D. Corte, dan F. Weinert (eds.): International Encyclopedia of Developmental and Instructional Psychology (New York:Pergamon,1996), hlm. 455-459

[8] N. S. Degeng, "Mencari Paradigma Baru Pemecahan Masalah Belajar dari Keteraturan Menuju Kesemrawutan" Pidato Pengukuhan Guru besar ke-46. Departemen pendidikan dan kebudayaan, Institut keguruan dan Ilmu pendidikan Malang, 1998.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun