(7) asesmen terhadap belajar pesereta didik menyatu dengan pengajaran dan terjadi melalui pengamatan pendidik pada peserta didik dan melalui pertunjukan (exhibitions) dan portofolio peserta didik, danÂ
(8) peserta didik bekerja dalam kelompok. Â
Berdasarkan penjelasan Yager dan Brooks  di atas dapat diambil pemahaman bahwa pembelajaran konstruktivistik memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka dan kebebasan dalam mengembangkan ketrampilan berfikir. Berkaitan dengan ini, beberapa proposisi dengan implikasi didalamnya dapat dijadikan acuan pendidik dalam pembelajaran, yaitu: (1) bahwa belajar merupakan upaya mengkonstruksi hubungan dan fenomena alam.
[6] Implikasinya adalah pendidik perlu membangkitkan masalah yang menantang kepada peserta didik; (2) pengetahuan awal, prakonsepsi, dan miskonsepsi (misunderstanding) sangat menentukan efisiensi dan keefektifan proses dan hasil belajar.[7]Â
Implikasinya adalah pendidik perlu menggali pengetahuan awal, prakonsepsi, dan miskonsepsi atau misunderstanding pebelajar sebelum pembelajaran berjalan lebih jauh serta menghubungkan pengetahuan awal dengan konsep baru yang akan dipelajari; (3) belajar merupakan proses pemaknaan informasi baru, penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif, refleksi, dan interpretasi.[8] Implikasinya adalah pebelajar perlu didorong belajar lewat diskusi, berdebat, berfikir kritis, dan memunculkan berfikir divergen; (4) kebebasan menjadi unsur utama dalam lingkungan belajar. Implikasinya adalah pebelajar perlu diberikan waktu yang cukup atau luas terkait dengan tugas, balikan, dan perbaikan dalam belajar; (5) motivasi mempengaruhi belajar dan unjuk kerja. Implikasinya adalah pebelajar perlu diberi motivasi dalam mengerjakan tugas-tugas actual/nyata dalam kehidupan sehari-hari yang disesuai- kan dengan pengetahuan dan pengalaman mereka;Â
(6) belajar memiliki aspek sosial. Implikasinya adalah pebelajar perlu diberikan tugas-tugas yang melibatkan kerja kooperatif dalam kelompok yang heterogen dengan peran yang berbeda-beda.Â
Dengan kesempatan yang luas yang diberikan kepada pebelajar agar secara aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka dan kebebasan dalam mengembangkan keterampilan berfikir, maka hal ini berimplikasi terhadap sistem asesmen dalam pembelajaran konstruktivistik
Asesmen dalam pembelajaran konstruktivistik bukanlah suatu penilaian atau tes yang terpisah pada akhir pembelajaran, tetapi terintegrasi ke dalam proses belajar itu sendiri.Â
Tujuan asesmen bukan untuk menemukan seberapa banyak informasi yang dipelajari pebelajar dapat diingat, tetapi lebih kepada untuk memajukan proses belajar dan untuk menemukan jenis perubahan kualitatif apa dalam pengetahuan pebelajar serta seberapa dalam pemahaman pebelajar atas konsep-konsep yang mereka pelajari.Â
Asesmen dalam konstruktivistik didasarkan pada tugas-tugas otentik yang menekankan kepada proses belajar dan mendorong pebelajar terlibat dalam aktivitas yang reflektif.Â
Pengertian Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam