Mohon tunggu...
Nur Fathonah Alkarimah
Nur Fathonah Alkarimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Tak Ingin Repotkan Anak, Mbah Sariem Semangat Berjualan di Usia Senja

26 Desember 2024   00:15 Diperbarui: 25 Desember 2024   23:12 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tantangan terbesar dalam usaha pertanian salak adalah perubahan musim yang sangat mempengaruhi hasil panen. Musim hujan biasanya membawa hasil panen yang melimpah, sementara musim panas sering kali menyebabkan kegagalan panen karena buah salak tidak tumbuh dengan baik. Hal ini membuat para petani salak harus pintar-pintar mengelola waktu tanam dan panen agar bisa mendapatkan hasil maksimal.

Mbah Sariem menjelaskan bahwa ia selalu memperhatikan perubahan cuaca agar bisa memprediksi kapan waktu terbaik untuk menanam salak. "Saya belajar dari pengalaman bertahun-tahun," katanya sambil tersenyum mengenang perjalanan panjangnya sebagai petani salak.

Inovasi dalam Penjualan

Dalam menghadapi tantangan penjualan salak yang terkadang sulit, Mbah Sariem juga mulai mempertimbangkan inovasi dalam cara menjual produknya. Misalnya, ia mulai menjajakan salaknya secara online melalui media sosial untuk menjangkau pelanggan lebih luas. Dengan cara ini, ia berharap dapat meningkatkan penjualannya meskipun ada batasan fisik dalam menjual langsung di pasar.

Inovasi lain yang dilakukan oleh petani salak di daerah Sleman adalah dengan mengolah salak menjadi produk olahan seperti manisan atau keripik salak. Produk-produk ini memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan menjual buah segar secara langsung12. Melihat tren ini, Mbah Sariem pun mulai berpikir untuk mencoba membuat olahan dari salaknya agar bisa menarik minat pembeli lebih banyak.

Dukungan Pemerintah terhadap Petani Salak

Pemerintah daerah Yogyakarta juga memberikan perhatian khusus terhadap para petani salak melalui berbagai program pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Program-program ini bertujuan untuk membantu para petani meningkatkan kualitas produk mereka serta memperluas jaringan pemasaran3. Dengan adanya dukungan seperti ini, para petani seperti Mbah Sariem merasa lebih termotivasi untuk terus berkarya meskipun dalam situasi sulit.

Melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan lembaga swasta lainnya, petani diajarkan teknik-teknik baru dalam bertani serta cara-cara inovatif dalam pemasaran produk mereka4. Hal ini sangat membantu petani kecil agar bisa bersaing dengan produk-produk dari luar daerah atau bahkan luar negeri.

Harapan Masa Depan

Mbah Sariem berharap agar generasi muda bisa melanjutkan usaha pertanian keluarga dan menjaga tradisi berjualan salak ini tetap hidup. Ia percaya bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, anak cucunya bisa mencapai kesuksesan tanpa harus bergantung pada orang lain. "Saya ingin mereka tahu betapa berharganya usaha sendiri," ujarnya penuh harapan.

Ia juga berharap agar pemerintah terus mendukung para petani kecil seperti dirinya agar bisa berkembang lebih baik lagi ke depannya. Dengan adanya dukungan tersebut, Mbah Sariem yakin bahwa usaha pertanian akan semakin maju dan memberikan manfaat bagi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun