Menciptakan inklusi keuangan yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan pendekatan yang holistik, inklusi keuangan dapat berfungsi sebagai jalan menuju kesejahteraan yang berkelanjutan, bukan sebagai jalan tol menuju krisis keuangan.
Dalam menghadapi tantangan ini, masyarakat harus diberdayakan untuk menjadi lebih cerdas secara finansial. Hanya dengan demikian, Indonesia dapat memastikan bahwa inklusi keuangan yang dicita-citakan dapat terwujud dengan baik, membawa manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa menciptakan risiko yang dapat merugikan masa depan ekonomi negara
Saran dan Kebijakan
Untuk memastikan inklusi keuangan tidak berujung pada krisis keuangan, pemerintah dan OJK harus mengimplementasikan kebijakan yang komprehensif. Ini termasuk pengembangan program edukasi keuangan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, penguatan regulasi lembaga keuangan untuk melindungi nasabah, dan dorongan untuk menciptakan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, investasi dalam infrastruktur digital dan kemitraan antara sektor publik dan swasta akan meningkatkan akses dan inovasi dalam layanan keuangan. Diperlukan pula pengawasan independen untuk memantau praktik inklusi keuangan, serta evaluasi berkala untuk mengukur efektivitas program yang dilaksanakan. Dengan langkah-langkah tersebut, inklusi keuangan dapat berfungsi sebagai jalan tol menuju kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
ReferensiÂ
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2023). Laporan Statistik Perbankan.
Bank Indonesia. (2022). Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H