Mohon tunggu...
NUR FAISAL H
NUR FAISAL H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Nur Faisal Hamzah seorang yang memiliki hobi membaca dan menulis suatu karya entah itu puisi atau sajak bahkan novel sedang ku kerjakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Antara Takdir Chapter 3

12 September 2022   00:40 Diperbarui: 12 September 2022   00:51 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"aku saat ini sedang menjalani hubungan dengan seorang pria yang ada jauh disana, dan akupun tak ingin menyakitimu jua, saat ini maaf aku belum bisa menerimamu bintang" ana bimbang dengan argumennya.

"Indriana Nur Rohamani aku akan siap menunggumu tapi bisakah kau menemaniku kemana ku mau walaupun hanya teman dan jika waktunya tepat aku akan siap menjadi rumahmu seutuhnya" bintang seperti ingin menangisi perkataannya. 

"maaf tama aku masih menjaga hati orang lain" ujarnya sambil menangis. 

seketika itu juga malam seperti tak sama dengan biasanya hujan dan badai turun sama dengan hati pria jangkung itu, kemudian ia menuliskan puisi dimana ia merasakan kekecewaan yang baru pertama kalinya ia diperlakukan bagaikan hotel. 

Beberapa saat kemudian dosen yang mengajar matakuliah Bahasa Indonesia melihat puisi yang ia ciptakan dengan judul "sebuah harapan palsu dari seorang gadis" dan segera menghubungi bintang. 

"assalamualaikum, mas bintang besok bisa datang ke ruangan saya besok jam 12 siang, ada yang ingin dibicarakan" bintang mendengarnya panik seketika. 

"waalaikumussalam, baik pak, saya insyaallah bisa datang" jawabnya dengan tangan gemetar. 

Suasana hatinya hancur bak pesawat terbang yang jatuh di hamparan gurun, kemudian ada pria yang berperawakan seperti rentenir yang mendatangi dengan membawa kopi dan sebuah papan catur ia menanyakan perihal keadaannya yang murung seharian tanpa keluar kamar padahal pengajian tidak libur pada malam itu, ia bertanya dan mengajaknya bermain catur.

"assalamualaikum bin, apakah kamu baik baik saja? Sepertinya kamu tak mengikuti pengajian malam ini." ujarnya sambil menyicipi kopi. 

"waalaikumsalam eh bang putro, iya bang hari ini, lagi kurang enak badan, kayanya masuk angin." meringkih kedinginan. 

"yaudah ini kubawakan kopi, kau menyukai kopi kan? Sepertinya hari ini kamu belum meminum secangkir kopi" sambil tertawa dan membuka papan catur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun