Mohon tunggu...
Nur Faikhaa’
Nur Faikhaa’ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran

Halo saya Nur Faikhaa’ mahasiswa baru yang ingin banyak berkarya lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fenomena Self-Diagnose di Era Digital

1 Januari 2025   11:18 Diperbarui: 1 Januari 2025   11:18 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

1. Kesalahan Diagnosis yang Dapat Memicu Kekhawatiran Berlebihan

Misalnya, seseorang dengan gejala cemas ringan mungkin membaca informasi tentang gangguan kecemasan berat dan meyakini dirinya mengidap kondisi tersebut. Kekeliruan ini dapat memperparah kecemasan atau memicu rasa panik yang sebenarnya tidak perlu. Kesalahan diagnosis akibat pencarian informasi di internet, sering disebut sebagai "cyberchondria", dapat memicu kekhawatiran berlebihan. Contohnya adalah seseorang yang mengalami gejala ringan, seperti cemas sesekali, tetapi setelah membaca artikel tentang gangguan kecemasan berat atau kondisi medis serius lainnya, mulai percaya bahwa dirinya mengidap penyakit yang parah. Ketakutan terhadap diagnosis serius dapat memicu reaksi emosional, seperti serangan panik, sulit tidur, atau perubahan perilaku. Akibatnya, individu mungkin merasa lebih tertekan dibandingkan sebelumnya.

2. Penanganan yang Tidak Tepat

Mengambil langkah pengobatan sendiri berdasarkan Informasi yang keliru, seperti mengonsumsi obat yang tidak sesuai anjuran dokter, bisa memperburuk kondisi kesehatan mental. Informasi yang salah dapat membuat seseorang memilih obat atau suplemen yang tidak relevan dengan kondisinya. Misalnya, seseorang yang merasa cemas mungkin mencoba obat penenang yang seharusnya hanya digunakan di bawah pengawasan medis. Penggunaan obat yang salah dapat menyebabkan efek samping serius, ketergantungan, atau bahkan memperburuk kondisi mentalnya. Banyak obat memiliki efek samping yang dapat memengaruhi kesehatan mental, seperti peningkatan kecemasan, depresi, atau gangguan tidur. Ketika seseorang tidak memahami risiko ini dan tetap mengonsumsinya, mereka mungkin mengalami penurunan kondisi tanpa mengetahui penyebabnya.

3. Mengganggu Proses Konsultasi dengan Dokter

Menurut beberapa penelitian pasien yang datang dengan informasi dari internet sering kali membutuhkan waktu ekstra untuk menjelaskan atau mengoreksi pemahaman mereka. Ketika pasien datang dengan asumsi tertentu, mereka mungkin lebih fokus mencari konfirmasi dari dokter daripada benar-benar terbuka terhadap penilaian profesional. Hal ini tidak hanya menyulitkan dokter tetapi juga berpotensi mengurangi efektivitas konsultasi. Beberapa dokter bahkan merasa kompetensinya dipertanyakan ketika pasien lebih mempercayai informasi daring dibandingkan penilaian profesional.

Cara Bijak Mengakses Informasi Kesehatan Mental

1. Pilih Sumber Informasi yang Kredibel

Gunakan platform kesehatan yang telah diverifikasi oleh lembaga terpercaya, seperti situs resmi organisasi kesehatan. Situs seperti WHO (World Health Organization) atau CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menyediakan informasi kesehatan berbasis bukti, yang terus diperbarui berdasarkan penelitian terkini atau jurnal ilmiah yang dapat diakses secara publik. Hindari informasi dari blog pribadi atau sumber yang tidak memiliki referensi jelas. Platform seperti PubMed, Google Scholar, atau DOAJ (Directory of Open Access Journals) memungkinkan akses ke penelitian kesehatan yang telah ditinjau oleh ahli.

2. Verifikasi Informasi dengan Profesional

Jika menemukan informasi yang relevan dengan kondisi Anda, jadikan itu sebagai referensi awal, bukan keputusan akhir. Diskusikan temuan Anda dengan psikolog atau psikiater untuk memastikan validitasnya. Informasi dari internet bersifat umum dan tidak mempertimbangkan kondisi unik individu, seperti riwayat kesehatan, faktor genetik, atau situasi psikologis spesifik. Tanpa pengetahuan medis yang mendalam, seseorang mungkin salah menafsirkan informasi dan membuat keputusan yang tidak sesuai, seperti mencoba pengobatan sendiri atau mengabaikan kondisi yang sebenarnya serius. Ingat, hanya profesional medis yang dapat memberikan diagnosis berdasarkan pemeriksaan langsung, wawancara klinis, atau tes yang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun