Mohon tunggu...
Nur Elma
Nur Elma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nur Elma perbankan syariah IAIN Parepare

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pembunuhan nia Kurnia sari

7 Januari 2025   12:38 Diperbarui: 7 Januari 2025   12:38 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

  Pemerintah, masyarakat, dan individu memiliki peran besar dalam upaya mencegah kekerasan. Pemerintah harus memperkuat undang-undang yang melindungi korban, meningkatkan layanan bantuan bagi korban kekerasan, dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku. Di sisi lain, masyarakat perlu proaktif dalam menciptakan budaya saling peduli, misalnya dengan mendukung korban, melaporkan tindakan kekerasan, atau berpartisipasi dalam kampanye kesadaran. Selain itu, setiap individu harus berperan dengan tidak menjadi pelaku kekerasan, mengendalikan emosi, dan menyebarkan nilai-nilai anti kekerasan kepada orang di sekitarnya.  

 

    Beberapa gerakan anti-kekerasan yang telah berhasil menjadi contoh inspirasi. Misalnya, kampanye "16 Hari Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan," yang diadakan setiap tahun, berhasil meningkatkan kesadaran global akan pentingnya menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Gerakan seperti ini membuktikan bahwa dengan kerja sama berbagai pihak, kekerasan dapat diminimalkan dan kehidupan yang lebih aman dapat tercapai.  

 

Tantangan dalam Penanganan Kekerasan Fisik

   Penanganan kekerasan fisik di masyarakat menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Meskipun kampanye anti-kekerasan terus digalakkan, masih banyak hambatan yang perlu diatasi agar kekerasan dapat diminimalkan, termasuk dalam kasus tragis seperti pembunuhan Nia Kurnia Sari.  

 

    Salah satu tantangan utama adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melaporkan kekerasan. Banyak korban memilih diam karena rasa takut, stigma sosial, atau Kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Dalam kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari, misalnya, konflik domestik yang berujung pada kekerasan fatal sering kali tidak terdeteksi lebih awal karena korban merasa terisolasi dan tidak tahu ke mana harus meminta bantuan. Tantangan lainnya adalah Kurangnya fasilitas dan layanan yang memadai untuk korban kekerasan. Tidak semua wilayah memiliki pusat layanan terpadu yang dapat membantu korban mendapatkan perlindungan, rehabilitasi, dan pendampingan hukum. Selain itu, aparat penegak hukum terkadang kurang responsif dalam menangani kasus kekerasan, yang membuat pelaku sering kali merasa tidak tersentuh hukum.  

 

    Faktor budaya juga menjadi penghambat dalam penanganan kekerasan fisik. Di beberapa komunitas, tindakan kekerasan, terutama dalam rumah tangga, masih dianggap sebagai urusan pribadi yang tidak perlu dicampuri orang luar. Pola pikir ini membuat kekerasan sering kali berlangsung tanpa intervensi hingga terjadi hal yang fatal, seperti pada kasus Nia Kurnia Sari.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun