Mohon tunggu...
Nurdian
Nurdian Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mohon maaf jika banyak kekurangan, Saya hanya seorang pemula. Semoga dimaklumi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pahami Baby Blues bagi Orang Terdekat Sang Ibu

24 Mei 2023   12:32 Diperbarui: 24 Mei 2023   12:39 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

Baby blues, juga dikenal sebagai depresi postpartum ringan, adalah kondisi emosional yang umum terjadi pada sebagian besar ibu setelah melahirkan. Ini adalah reaksi psikologis normal terhadap perubahan hormon yang dramatis dan tuntutan fisik serta emosional yang melekat pada peran ibu baru. Meskipun seringkali dianggap sebagai masalah yang sepele, penting bagi orang terdekat untuk memahami ciri-ciri awal baby blues agar dapat memberikan dukungan yang tepat kepada ibu yang mengalaminya.

Berikut adalah beberapa ciri awal baby blues yang perlu dipahami oleh orang terdekat:

1. Perubahan suasana hati

Ibu yang mengalami baby blues mungkin mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan ekstrem. Mereka bisa merasa sangat bahagia dan senang dalam satu momen, namun tiba-tiba menjadi sangat sedih, cemas, atau mudah marah dalam momen berikutnya. Fluktuasi emosi ini dapat terjadi dalam hitungan jam atau bahkan menit.

2. Perasaan lelah dan kelelahan

Perawatan terhadap bayi yang baru lahir sangatlah melelahkan, terutama karena kurangnya tidur yang memadai. Ibu yang mengalami baby blues mungkin merasa sangat lelah secara fisik dan mental. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, meskipun mereka sangat kelelahan.

3. Kehilangan minat atau kegairahan

Seorang ibu yang mengalami baby blues mungkin merasa kehilangan minat atau kegairahan dalam hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati. Mereka mungkin kehilangan minat dalam kegiatan sosial, hobinya, atau bahkan perawatan pribadi.

4. Perasaan tidak berdaya dan cemas

Ibu yang mengalami baby blues dapat merasa tidak berdaya dan cemas tentang kemampuannya sebagai seorang ibu. Mereka mungkin merasa tidak kompeten dalam merawat bayi mereka atau khawatir tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.

5. Tangisan yang berlebihan

Tangisan yang tidak terkendali atau tanpa alasan yang jelas adalah salah satu ciri khas baby blues. Ibu yang mengalami kondisi ini mungkin merasa tergopoh-gopoh, mudah tersinggung, dan sering menangis tanpa alasan yang jelas.

6. Perubahan nafsu makan

Ibu yang mengalami baby blues mungkin mengalami perubahan nafsu makan. Mereka mungkin kehilangan nafsu makan atau sebaliknya, mengalami peningkatan nafsu makan yang tidak terkendali.

Mengurangi risiko baby blues juga tidak kalah penting untuk diketahui. Hal tersebut wajib diketahui agar ketika baby blues terjadi orang disekitar ibu bisa mengambil tindakan yang tepat. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko baby blues:

1. Dukungan emosional

Orang terdekat perlu memberikan dukungan emosional yang kuat kepada ibu baru. Mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dorongan positif, dan menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental ibu.

2. Bantuan tenaga

Membantu dalam pekerjaan rumah tangga atau merawat bayi dapat sangat membantu mengurangi beban ibu. Misalnya, membantu dengan membersihkan rumah, memasak, atau mengurus tugas-tugas sehari-hari lainnya akan memberikan ibu waktu dan energi yang lebih untuk beristirahat dan mengurus dirinya sendiri.

3. Istirahat yang cukup

Tidur yang cukup dan istirahat yang memadai sangat penting untuk mengurangi risiko baby blues. Orang terdekat dapat membantu dengan mengambil giliran merawat bayi pada malam hari, sehingga ibu bisa mendapatkan tidur yang cukup.

4. Perhatian pada asupan gizi

Makanan yang sehat dan gizi yang adekuat juga dapat membantu mengurangi risiko baby blues. Orang terdekat dapat membantu dengan memasak makanan bergizi atau membantu mencari informasi mengenai makanan yang baik untuk ibu menyusui.

5. Komunikasi terbuka

Mendorong ibu baru untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka dapat membantu mengurangi tekanan dan isolasi yang mungkin dirasakannya. Orang terdekat perlu menciptakan lingkungan di mana ibu merasa aman untuk berbagi perasaan dan emosi yang mungkin dia alami.

6. Pemahaman tentang baby blues

Orang terdekat perlu memahami baby blues dan menyadari bahwa itu adalah hal yang umum terjadi pada ibu setelah melahirkan. Dengan pemahaman ini, mereka dapat memberikan dukungan dan pengertian yang lebih baik kepada ibu.

Orang terdekat, seperti pasangan, keluarga, atau teman-teman, perlu memahami ciri-ciri awal baby blues ini agar dapat memberikan dukungan yang tepat kepada ibu yang mengalaminya. 

Juga penting untuk diingat bahwa baby blues biasanya berlangsung dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan dan cenderung membaik dengan sendirinya. Namun, jika gejala baby blues berlanjut atau memburuk, penting untuk mencari bantuan profesional, seperti konselor atau dokter, untuk penanganan yang lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun