*Golongan pertama Mufassir lebih memilih untuk tidak menafsirkan kata Alif-Lam-Mim. Artinya, mereka mempercayakan penggunaan ini karena kehendak Allah SWT semata. Mereka kemudian menggolongkan huruf-huruf tersebut kedalam golongan ayat-ayat mutasyabihat (ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang maknanya tidak jelas dan hanya di ketahui oleh Allah SWT).
*Golongan kedua para Mufassir memberikan arti untuk masing-masing huruf-huruf tersebut. Ada perbedaan penafsiran pula diantara para Mufassir golongan ini.
-Ada yang berpendapat, Alif-Lam-Mim adalah sebuah rangkaian singkatan atau isyarat. Rangkaiannya adalah Alif sebagai singkatan "Allah", Lam singkatan "Jibril", dan Mim singkatan dari "Muhammad". Kemudian ketiganya dirangkai menjadi kalimat "Al-Qur'an datang dari Allah, melalui malaikat Jibril kepada Muhammad".
-Alif-Lam-Mim berdiri atas huruf masing-masing dari mereka sendiri, tidak ada arti lain.
-Alif-Lam-Mim digunakan sebagai penarik perhatian. Mufassir ada yang berpendapat bahwa penempatan serta pemilihan kata-kata ini pada surat yang spesifik dimaksudkan oleh Allah SWT sebagai cara untuk menarik perhatian (khususnya kepada bangsa Arab yang masih asing saat dulu mengenal Al-Qur'an dan kosa kata tersebut).
-Alif-Lam-Mim sebagai tantangan. Maksud dari tantangan ini adalah huruf-huruf yang terdapat pada beberapa surat Al-Qur'an yang diturunkan dalam bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa asli dari bangsa Arab, dan tersusun dari huruf-huruf hijaiyah, seperti Alif, Lam, Mim, Ra, Kaf, Ha, Ya, 'Ain, Shad, dan lain sebagainya. Maka tantangan ditujukan kepada mereka yang tidak percaya bahwa ayat-ayat suci Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT.
Huruf Alif-Lam-Mim dalam pembukaan surat Al-Qur'an memberikan petunjuk bahwa Al-Qur'an yang menghimpun segala pokok petunjuk kehidupan telah tersusun dari huruf-huruf yang kemudian membentuk kalimat-kalimat bahasa Arab yang indah, memiliki makna yang dalam, dan tidak tertandingi oleh siapapun.
Dengan huruf Alif-Lam-Mim sebagai pembuka surat itu akan mampu menarik pendengar dan pembaca untuk memperhatikan hujjah-hujjah (alasan, argumen) yang ditegakkan Al-Qur'an untuk mematahkan sanggahan ahlul kitab (kaum Yahudi dan Nasrani) yang lain, yang akan disebutkan pada pertengahan surat.
2. Dzaalikal-kitaabu laa raiba fiih hudal lil-muttaqiin ( )
Makna kata :
Dzaalika (), arti sebenarnya adalah "itulah" akan tetapi disini diartikan dengan "inilah". Pergeseran arti dari "itulah" ke "inilah" karena huruf lam menunjukkan isyarat kepada sesuatu yang jauh, dan itu memberikan kesan tingginya kedudukan dan derajat Al-Qur'an. Al Kitab yaitu Al-Qur'anul Karim yang dibaca oleh Rasulullah kepada seluruh manusia.