Kita semua ingin memiliki kebiasaan yang baik dan membuat keputusan yang lebih baik. Tetapi mengapa hal ini sering terasa sulit? Mengapa sering kali kita terjebak dalam kebiasaan buruk atau mengambil keputusan yang salah, meskipun tahu itu salah? Ternyata, ada rahasia psikologis yang dapat membantu Anda membentuk kebiasaan positif dan mengasah kemampuan pengambilan keputusan dengan lebih efektif---dan jauh lebih mudah dari yang Anda bayangkan.
Ingin tahu apa rahasianya? Mari kita gali bersama!
1. Mulai dengan "Kebiasaan Kecil" (Kebiasaan Mikro)
      Seringkali kita merasa termotivasi untuk membuat perubahan besar dalam hidup, seperti berolahraga setiap hari, makan sehat, atau bekerja lebih produktif. Namun, ketika perubahan tersebut terasa berat, kita cepat kehilangan motivasi dan kembali ke kebiasaan lama. Inilah alasan mengapa psikolog memberi kredit pada kebiasaan kecil sebagai langkah awal.
      Kebiasaan kecil adalah tindakan yang sangat sederhana dan mudah dilakukan, sehingga hampir mustahil untuk gagal. Misalnya, jika Anda ingin membentuk kebiasaan membaca, mulailah dengan membaca hanya 1 halaman per hari. Jika Anda ingin mulai berolahraga, lakukan 2 menit plank setiap hari. Kebiasaan kecil ini mungkin terlihat sepele, tetapi otak Anda mulai menerima pola baru tersebut tanpa merasa ingin.
Mengapa Kebiasaan Kecil Bekerja?
      Otak kita sangat suka berhasil. Setiap kali kita berhasil menyelesaikan sesuatu, sekecil apapun, otak melepaskan dopamin , hormon kebahagiaan. Semakin sering kita merasakan keberhasilan kecil, semakin termotivasi kita untuk terus melakukannya. Dari sini, kebiasaan kecil perlahan berkembang menjadi kebiasaan yang lebih besar dan berkelanjutan.
2. Gunakan "Keputusan Tanpa Pilihan" (Hilangkan Kelelahan Keputusan)
      Pernahkah Anda merasa lelah hanya karena harus membuat banyak keputusan setiap hari? Ini adalah fenomena yang disebut kelelahan keputusan . Semakin banyak keputusan yang harus kita buat, semakin menurun kualitas pengambilan keputusan kita. Ini sering kali membuat kita memilih opsi yang lebih mudah---meskipun bukan yang terbaik---karena kita merasa terlalu lelah untuk berpikir panjang.
      Salah satu trik psikologis untuk meningkatkan pengambilan keputusan adalah dengan mengurangi jumlah keputusan yang harus diambil . Bagaimana caranya? Dengan membuat pilihan default atau rutinitas yang mengeliminasi kebutuhan untuk memikirkan ulang hal-hal kecil.
Contoh:
- Mark Zuckerberg dikenal hanya memakai baju yang sama setiap hari---kaos abu-abu---untuk mengurangi waktu dan energi dalam memilih pakaian.
- Steve Jobs melakukan hal yang sama dengan sweater hitamnya yang terkenal.
     Dengan membatasi jumlah keputusan yang perlu Anda buat dalam sehari, Anda bisa menghemat energi mental untuk mengambil keputusan yang lebih penting dan strategis.
3. Gunakan "Aturan 2 Menit" untuk permulaan
      Banyak orang menunda-nunda pekerjaan karena merasa tugas tersebut terlalu besar atau sulit. Ini adalah mekanisme alami otak untuk menghindari hal yang tidak menyenangkan. Tapi tahukah Anda bahwa dengan memulai sesuatu selama 2 menit saja, otak Anda bisa 'terjebak' dalam pekerjaan tersebut dan ingin melanjutkannya?
      Ini dikenal sebagai aturan 2 menit . Aturan ini sangat sederhana: Jika ada tugas atau kebiasaan yang terasa sulit dimulai, lakukan selama 2 menit saja. Setelah itu, jika Anda ingin berhenti, tidak masalah. Tapi sering kali, begitu Anda memulai, Anda akan merasa lebih mudah untuk melanjutkan.
Contoh Aplikasi Aturan 2 Menit:
- Ingin mulai menulis artikel? Saya menulis selama 2 menit saja.
- Ingin berolahraga? Lakukan gerakan sederhana seperti push-up atau peregangan selama 2 menit.
- Ingin membersihkan rumah? Mulailah dengan merapikan meja selama 2 menit.
Hanya dengan memulai, Anda bisa mengatasi hambatan psikologis untuk melakukan sesuatu yang tampak besar dan sulit.
4. Manfaatkan "Precommitment" untuk Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
      Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan teknik precommitment . Prakomitmen berarti membuat komitmen di awal sehingga Anda tidak berpikir untuk mengubah keputusan Anda di kemudian hari, ketika emosi atau godaan muncul.
      Misalnya, jika Anda ingin makan sehat, buatlah rencana makan mingguan di awal dan belanja sesuai rencana tersebut. Dengan demikian, Anda tidak akan berpikir untuk membeli makanan yang tidak sehat ketika sedang lapar.
Mengapa Prakomitmen Bisa Berhasil?
     Saat Anda sudah membuat keputusan di awal, Anda meminimalisir risiko keputusan impulsif yang sering kali dibuat berdasarkan emosi saat itu. Precommitment membantu Anda tetap setia pada tujuan jangka panjang, meskipun godaan muncul di sepanjang jalan.
5. Buat "Sistem Hadiah" untuk Memotivasi Diri Sendiri
    Motivasi sering kali menjadi masalah besar ketika membentuk kebiasaan baru atau membuat keputusan besar. Salah satu cara efektif yang diakui psikologi adalah dengan memberikan sistem hadiah pada diri sendiri. Ketika Anda mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas tertentu, beri diri Anda hadiah kecil sebagai bentuk penghargaan.
    Sistem hadiah ini bekerja berdasarkan teori penguatan dalam psikologi, yang menyatakan bahwa perilaku yang diberi hadiah cenderung diulang. Hadiah tersebut bisa berupa hal kecil, seperti menonton acara favorit setelah menyelesaikan pekerjaan, atau hal besar, seperti hadiah khusus saat mencapai tonggak sejarah dalam hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H