"Penting bagi pemerintah untuk memastikan berjalannya perlindungan sosial yang komprehensif, adil gender dan inklusif, dan dilengkapi dengan alokasi anggaran yang memadai. Akses pada pelayanan kesehatan yang adil gender dan inklusif, termasuk fasilitas dan anggaran bagi terselenggaranya jaminan pelayanan kesehatan seperti visum gratis, pengobatan ARV konseling kespro, layanan aborsi bagi korban pemerkosaan dan kekerasan seksual lainnya, dan pelayanan kesehatan jiwa bagi semua perempuan dan kelompok marginal, rentan minoritas lainnya, termasuk anak, juga harus diberikan sesuai dengan prinsip HAM yang universal,"ucap Igna, dari Yayasan IPAS Indonesia.
Igna menambahkan, "Maka dari itu, perlu bagi pemerintah untuk mendengarkan suara perempuan khususnya dalam membahas RUU Kesehatan. Pemerintah perlu mengintegrasikan prinsip layanan yang berpusat pada pasien dan komprehensif yang berlandaskan perspektif HAM dan gender."(dilansir bantuanhukum.or.id)
Women's March Jakarta (WMJ) 2024 kembali diselenggarakan pada Sabtu,7 Desember 2024. Aksi dimulai di depan kantor Bawaslu RI, serta Panggung Pawai Budaya di titik akhir Silang Monas. Masa aksi membawa 10 tuntutan utama dalam WMJ 2024. Beberapa di antaranya yaitu mengesahkan dan menjalankan kebijakan penghapusan represi terhadap perempuan, kelompok marginal, dan rentan; perlindungan sosial yang inklusif dan adil gender; keterwakilan perempuan dan kelompok marginal di pemerintahan; usut tuntas kasus pelanggaran HAM berat masa lalu; mengatasi krisis iklim; menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan masyarakat adat, khususnya di Papua; dan mengakui krisis kemanusiaan di Palestina dan wilayah-wilayah lainnya. (dilansir X @konde_co)
Diskriminasi berbasis gender tidak hanya terjadi dalam kebijakan nasional tetapi juga melalui peraturan daerah berbasis moralitas. Maka dari itu WMJ 2024 menyerukan perlunya regulasi yang komprehensif. Contohnya RUU Penghapusan Diskriminasi, untuk melindungi korban dari ketidakadilan.
Women's March Jakarta tidak hanya sebuah aksi tahunan, tetapi juga menjadi simbol dari upaya kolektif untuk meraih perubahan. Dengan semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya kesetaraan gender, kita dapat berharap bahwa suara perempuan akan semakin terdengar, bukan hanya dalam acara seperti Women's March, tetapi dalam setiap aspek kehidupan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H