Secara tidak langsung, tren ini mengubah standar lingkungan dan membuat setiap orang saling berlomba untuk mendapat pengakuan dari orang lain di media sosial.Â
Budaya flexing akan dianggap bahwa orang yang memiliki barang mewah akan lebih dihargai di media sosial dibandingkan orang yang tampil biasa saja.Â
Selain itu, tren ini memiliki potensi merusak kesehatan mental karena jika tidak mampu memiliki barang mewah akan merasa percaya diri turun dan bisa stres.Â
Berkaca dari kasus investasi bodong yang dilakukan influencer, tren pamer kekayaan justru dimanfaatkan sebagai wahana untuk melakukan penipuan. Masyarakat yang ingin hidup seperti mereka akan tergiur untuk ikut gaya hidup mereka dan bergabung dalam investasi tipu tipu tersebut.Â
Jangan mudah percaya dengan orang yang suka pamer kekayaan di media sosial. Bisa jadi ada "udang" dibalik flexing yang dilakukan mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H