Seorang shopaholic memanfaatkan belanja untuk meredam emosi yang tidak menyenangkan. Suasana hati yang buruk akan menyebabkan stress dan memicu keinginan berbelanja. Dan saat membeli barang maka akan merasa puas dan ketagihan.
2. Rasa bersalah setelah membeli barang, namun diulangi lagi
Setelah rasa senang dirasa, seorang shopaholic biasanya merasa menyesali perbuatannya. Namun, ketika tidak belanja akan cenderung kesal, tidak menikmati hidup. Sehingga meski sadar akan perilakunya yang berbelanja berlebihan, si shopaholic tetap terus melakukannya.Â
3. Belanja secara diam-diam
Adanya belanja online sangat mendukung untuk shopaholic berbelanja diam diam dan menyembunyikan barangnya. Shopaholic cenderung malu jika berbelanja dengan orang lain. Hal ini karena dia merasa bersalah atas perilakunya.Â
Bahaya shopaholic
Kecanduan belanja ini dapat memberikan dampak yang serius bagi orang tersebut. Kondisi shopaholic ini dipicu karena faktor kesepian sehingga akhirnya membuat belanja untuk melepas kesepian dan memiliki interaksi positif.Â
Shopaholic dapat mengalami gangguan kecemasan dan tidak ragu untuk melakukan apa saja termasuk tindak kriminal. Dia bisa mencuri kartu kredit orang tuanya untuk memenuhi keinginan berbelanjanya.Â
Berhenti untuk belanja saja tidak cukup untuk mengatasi kecanduan belanja ini. Penanganan yang tepat harus dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan.
Dikutip dari alodokter, berikut langkah untuk meredakan kecanduan belanja :
1. Menyadari dan akui bahwa perbuatan tersebut merugikan diri sendiri serta menghentikan belanja online.Â