Mohon tunggu...
Nur Annisah
Nur Annisah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayang Abadi

24 Oktober 2017   18:52 Diperbarui: 30 Januari 2018   15:50 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pohon-pohon hijau, rerumputan yang basah karena embun, udara yang sejuk serta suara kicauan burung membuat Nisa tambah bersemangat untuk berangkat ke sekolah.

"Hmmm" katanya sambil memejamkan mata dan tersenyum menikmati udara segar. Nisa sangat menyukai suasana di pagi ini terutama lingkungan yang selama ini dia tinggali. Ini hari pertama Nisa kembali bersekolah setelah libur kenaikan kelas kemarin. Nisa juga senang saat liburan sudah berakhir karena itu artinya dia bisa bertemu dengan teman-temannya lagi. Setelah sampai di sekolah, seperti biasanya, Nisa adalah orang keduasetelah Pak Jono, penjaga sekolahnya, Nisa pun segera mencari kelas barunya, setelah menemukanruangan yang akan ditempatinya untuk belajar nanti, Nisa segera menaruh tasnya dan keluar mencari tempat duduk untuk sekedar menikmati lingkungan sekolahnya. Nisa duduk sambil melamun, tak tahu apa yang ia lamunkan sampai-sampai tak menyadari kehadiran Maya.

"Wooii!!" teriaknya mengagetkan Nisa.

Nisa terlonjak kaget lalu memukul Maya pelan,"Iihhh!! Apaan sih, rese banget".

"Yee.. elo sih ngelamun mulu, awas ntar lo kesambet pagi-pagi" ejek Maya. "Btw lo ngelamunin apaan??" tanyanya kemudian.

"Siapa coba yang ngelamun? Gue cuma menikmati udara segar di pagi hari yang cerah ini" kata Nisa sok bijak.

"Idiihh gelii gue dengerin kata-kata lo" kata Maya sambil bergidik lalu berlari meninggalkan Nisa yang kemudian mengejarnya.

********

Kriiiiiiiiiinnnnggg...kriiiiiiiinngggg. Bel berbunyi nyaring tanda pelajaran pertama akan segera dimulai.

"Eh.. Nis, gue mau cerita sesuatu sama lo", kata Maya setengah berbisik pada Nisa yang duduk di sebelahnya.

"Lo mau cerita apa? Cowok?" tanya Nisa menebak-nebak.

"Hehe..iyaa tapi bentar aja ah pas istirahat, gue ceritain ke elo" jawab Maya yang diikuti anggukan tanda setuju dari Nisa.

Tak lama kemudian, bel istirahat berbunyi. Maya dan Nisa segera keluar kelas dan mencari tempat duduk di koridor sekolah.

"Eh gue denger dari guru-guru, katanya hari ini bakal ada murid baru yang bakal masuk di kelas kita dan gue juga denger kalo dia itu pindahan dari pesantren" Maya mulai bercerita dengan penuh semangat dan Nisa juga mendengarkan dengan seksama tetapi saat Nisa mengalihkan pandangan, dia menangkap sesosok cowok yang menurutnya asing, sedang berjalan ke ruangan Kepala Sekolah.

"May, orangnya yang itu bukan?" tanya Nisa sambil menunjuk sosok yang ia lihat tadi.

Maya pun mengikuti arah telunjuk Nisa lalu mengangguk, "Iya Nis, dia orangnya!". Nisa diam mematung sambil tersenyum, ia seperti dihipnotis dari jauh oleh murid baru itu. Nisa belum pernah merasakan perasaan yang seperti ini. Mungkinkah dia jatuh cinta? Bel masuk membuyarkan lamunan Nisa. Dia dan Maya pun segera kembali menuju kelas.

"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru. Namanya Wahyudi, dia pindahan dari pesantren" kata Pak Hendri saat memasuki kelas. "Nah, Yudi silakan duduk" lanjutnya sambil menunjuk kursi kosong di barisan paling belakang. Saat melewati kursi Nisa, Yudi sempat melirik Nisa dan tersenyum membuat gadis itu salah tingkah.

Selang beberapa minggu setelah kejadian itu, Nisa selalu mencuri-curi waktu untuk melihat Yudi. Sampai akhirnya, Yudi tiba-tiba menyatakan perasaannya kepada Nisa.

"Nis, kamu mau gak jadi cewek spesial buat aku?" tanya Yudi yang saat itu sedang berdua dengan Nisa di taman sekolah. Nisa sangat senang mendengar kata-kata yang dilontarkan Yudi, kemudian mengangguk tanda ia mau.

Mereka pun resmi menjadi sepasang kekasih. Nisa segera menceritakan semuanya kepada Maya, sahabatnya. Maya yang mendengar cerita Nisa hanya bisa tersenyum bahagia karena ia baru melihat Nisa sebahagia itu. Nisa dan Yudi sering menghabiskan waktu bersama. Mereka selalu makan bersama di kantin sampai pulang sekolah bersama. Tapi itu tidak berlangsung lama. Hubungan mereka segera mendapat ujian paling berat, ibu Nisa sudah mengetahui bahwa Nisa mempunyai pacar dan tidak menyetujui hubungan Nisa dan Yudi. Nisa tidak ingin berpisah dengan Yudi, dia ingin terus bersama Yudi jadi dia menyembunyikan rahasia itu, tapi seberapa besar usaha Nisa menyembunyikan rahasia itu, pada akhirnya Yudi mengetahuinya juga. Yudi pun sangat kecewa karena mengetahui bahwa hubungannya dengan Nisa tidak direstui oleh ibu Nisa. Yudi sudah membulatkan tekadnya untuk memutuskan hubungannya dengan Nisa.

"Nis, kita udahan aja yah" katanya saat itu lewat sms.

Nisa yang membaca sms dari Yudi langsung kaget bukan main, dia pun segera membalas, "Kenapa Yud? Kenapa kamu ngomong gitu? Emangnya aku salah apa? Maafin aku kalo emang aku punya salah sama kamu, kita jangan putus yah".

2 menit, 7 menit, 1 jam Yudi belum membalas smsnya, dia pun khawatir tapi tetap menunggu sampai dia tertidur. Besoknya di sekolah, Nisa segera mencari Yudi untuk meminta penjelasan atas smsnya semalam tetapi dia sama sekali belum melihat Yudi. Nisa tetap menunggu sampai ia melihat cowok yang sangat ia kenali. Nisa pun segera menghampiri Yudi dan bertanya soal maksud smsnya semalam.

"Yud, apa maksud sms kamu semalam? Aku salah ya? Aku minta maaf deh kalo aku salah, aku gak mau pisah dari kamu, Yud" tanya Nisa dengan hati yang deg-degan, berharap dugaannya salah besar.

"Maaf Nis, ini jalan terbaik untuk kita berdua" jawab Yudi sambil berjalan meninggalkan Nisa yang mulai berlinang air mata. Nisa merasa dadanya sesak, seketika dia seperti kesulitan untuk bernafas. Nisa berjalan tertatih ke arah taman sekolah, di sana dia bisa menangis sepuasnya tanpa didengar oleh siapapun. Maya yang juga sudah datang, heran melihat kursi Nisa masih kosong padahal sahabatnya itu selalu datang cepat, belum lagi bel masuk sudah hampir berbunyi. Maya segera memutuskan untuk mencari Nisa, tepatnya ke taman sekolah yang jadi tempat favorit Nisa. Dugaan Maya sangat tepat, Nisa ada di situ. Dia pun segera menghampiri Nisa yang sepertinya sedang menangis, "Pasti karena Yudi" pikir Maya.

"Nis, lo kenapa?" tanya Maya hati-hati.

Nisa yang mendengar suara Maya cepat-cepat menghapus air matanya namun terlambat, Maya sudah melihatnya. "Eh elo May, gue baik-baik aja kok" jawab Nisa berusaha tersenyum.

"Bohong!" tegas Maya. "Yudi kan yang bikin lo nangis kayak gini?" lanjutnya.

"Hmm, sebenernya..." Nisa mulai menceritakan semuanya termasuk hubungannya yang ditentang oleh ibunya.

Ya ampun Nis, lo yang sabar yah. Gue yakin kok di luar sana masih banyak yang lebih baik dari Yudi" kata Maya setelah Nisa selesai bercerita.

"Gue gak bisa May, gue udah terlanjur sayang sama Yudi" elak Nisa. Maya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia tahu Nisa sangat menyayangi Yudi, dia cuma bisa berharap ada keajaiban untuk sahabatnya itu. Maya dan Nisa pun segera kembali ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi. Saat masuk kelas, Yudi sempat melihat mata Nisa yang sembab, tiba-tiba dia merasa sangat menyesal namun itu adalah jalan terbaik untuk mereka berdua.

Setelah beberapa minggu, Nisa sudah kembali ceria seperti yang dulu. Setiap Nisa dan Yudi bertemu, mereka saling cuek, meski sebenarnya mereka saling merindukan. Sampai acara perpisahan sekolah pun Nisa dan Yudi tetap saling cuek.

Desember 2012...

Nisa sedang berada di kampusnya ketika masuk sebuah pesan dari Yudi, mengagetkan Nisa sampai-sampai mengucek mata, takut salah lihat.

"Hai, apa kabar?" begitu isi pesannya.

"Aku baik-baik aja, kamu sendiri gimana?" balas Nisa.

Mereka pun saling ber-sms hingga Yudi mengajak Nisa untuk ketemuan, "Gimana kalo besok jam 10 kita ketemuan di tempat biasa sekalian ngerayain tahun baru".

Senyum Nisa mengembang ketika membaca pesan terakhir dari Yudi. "Oke! Aku setuju" jawab Nisa kemudian. Malamnya, Nisa tidak bisa tidur memikirkan bagaimana reaksinya ketika bertemu dengan Yudi. Namun, tiba-tiba Nisa teringat sesuatu.

"Ya ampuunn, besok kan gue ada janji sama kakak-kakak senior buat ngerayain tahun baru bareng mereka juga" Nisa menepuk jidat. Dia segera mengabari Yudi bahwa ia tidak bisa menemuinya besok tapi smsnya tidak kunjung terkirim jadi ia langsung menelepon, namun nomornya tidak aktif. Nisa menyerah, Yudi pasti akan kecewa padanya. Sementara itu di tempat lain, Yudi mengumpati hpnya yang tiba-tiba rusak dan tidak bisa dinyalakan. Sial! .

Esoknya, Nisa masih terus mencoba untuk menghubungi Yudi tapi tetap saja, nomornya tetap tidak aktif. Sampai tiba akhirnya detik-detik menjelang pergantian tahun 2012 ke 2013. Nisa mengecek hpnya untuk melihat jam, tiba-tiba tertera "Terkirim: Yudi". Nisa pasrah, dia takut menghubungi Yudi karena dia tahu, Yudi pasti sangat kecewa padanya. Nisa tidak lagi memerhatikan senior-seniornya yang sedang menghitung mundur.

"10..9..8..7..6..5..4..3..2..1 Happy New Year!" bunyi petasan terdengar saling beradu di langit malam 1 Januari 2013. Nisa menyesal ada di sini. Setelah kejadian itu, Yudi tidak pernah lagi meng-sms Nisa. "Hmm... sudah kuduga" katanya pada diri sendiri.

Seminggu kemudian, Nisa mendapat kabar yang sangat mengejutkan dari Maya. "Nis, lo yang sabar yah, lo ikhlasin dia, lo kuat Nis" isak Maya di telepon.

"Lo kenapa May? Apa maksud lo, gue kuat dan gue harus ikhlasin apa? Please jangan bikin gue panik, May" tanya Nisa heran.

"Yudi, Nis" Nisa tersentak ketika Maya menyebut nama Yudi.

"Yudi? Yudi..Yudi kenapa May? Ada apa sama Yudi?" pikiran Nisa kacau.

"Yudi kecelakaan Nis dan dia meninggal di tempat. Sekarang jenazahnya lagi dibawa ke rumah sakit" jawab Maya kemudian.

"APAAA??!!" teriak Nisa "Gak mungkin May, Yudi pasti masih hidup, dia belum meninggal May. Gak mungkin! Gakk mungkiinnn Yudi ninggalin gue May" tangis Nisa pecah.

"Nis, lo tenangin diri lo. Tunggu gue di situ, gue bakal jemput lo trus kita ke rumah sakit" Nisa tidak menjawab saat Maya langsung menutup telepon. Nisa sangat terpukul dengan berita yang ia dapat. "Yudi? Gak mungkin kamu ninggalin aku" tangis Nisa makin menjadi. Tak lama kemudian, Maya datang dan langsung menenangkan Nisa dan segera mengajak Nisa untuk ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Nisa bisa melihat jenazah Yudi, jenazah Yudi yang berlumuran darah.

Nisa tak mampu lagi menahan air matanya. "Besok jenazah Yudi akan dimakamkan, Nis" kata Maya. Setelah pulang dari rumah sakit, Maya langsung mengantar Nisa pulang dan dia terpaksa menginap di rumah Nisa karena ia takut kalau Nisa akan melakukan hal yang tidak diinginkan jika dia sendirian apalagi dengan kondisi seperti itu.

"Nis, lo harus istirahat" kata Maya kemudian.

"Gue belum ngantuk May, lo duluan aja kalo mau. Gue gak papa kok" jawab Nisa.

"Nis, jangan paksa diri lo. Lo harus istirahat, besok kan kita ke pemakamannya Yudi" pinta Maya.

"Gue gak bisa May, gue gak tau gue bakalan kuat, gue gak tau May" Nisa mulai menangis lagi.

"Gue tau lo bisa Nis, gue tau lo itu cewek kuat" kata Maya menenangkan.

Esoknya, Nisa dan Maya bersiap-bersiap untuk pergi ke pemakaman Yudi. "Nis, lo gak papa kan?" tanya Maya khawatir ketika melihat wajah Nisa yang pucat.

"Iya May, gue gak papa. Yuk kita berangkat" jawabnya berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Setelah jenazah Yudi dishalatkan, orang-orang serta keluarga Yudi segera menuju pemakaman untuk menguburkan Yudi karena hari sudah hampir sore. Nisa sudah tidak bisa menahan air matanya saat melihat tubuh Yudi yang dibalut kain kafan akan dimasukkan ke liang kubur, tempat peristirahatan Yudi yang terakhir.

Maya yang ada di samping Nisa berusaha menenangkan Nisa, "Lo kuat Nis, ikhlasin Yudi". Perlahan-lahan tanah menutupi tubuh Yudi, tangis Nisa sudah tak terbendung lagi. Yudi sudah benar-benar pergi.

3 TAHUN KEMUDIAN...

Hari Sabtu, hari yang tepat untuk bersantai namun tidak bagi Nisa. Hari ini dia akan pergi ke suatu tempat. TPU Asri. Ya, hari ini Nisa akan berziarah ke makam Yudi.

 "Hai, Yud. Kamu apa kabar? Gimana tempat kamu di sana? Pasti lebih indah dibanding di sini" ucapnya. Nisa kemudian membacakan doa untuk Yudi. Setelah berdoa, Nisa lalu berucap, "Aku kangen kamu, Yud", Nisa mulai menitikkan air mata sambil memegang nisan yang bertuliskan nama 'WAHYUDI'. Tak lama kemudian, Nisa beranjak dan berpamitan, "Yud, aku pulang dulu yah. Aku janji bakal sering-sering dateng ke sini" katanya lalu pergi.

Nisa tidak langsung pulang ke rumahnya tetapi ia pergi ke sekolahnya dulu. Sekolah yang mempertemukannya dengan Yudi, sekolah yang menjadi saksi bisu hubungan mereka. Sesampainya di sekolah, Nisa berjalan-jalan di sekitar area sekolah, mengenang kebersamaannya dengan Yudi. Saat sampai di taman sekolah, Nisa berhenti. Di sinilah tempat Yudi menyatakan cintanya kepada Nisa. 3 tahun sudah Yudi pergi karena kecelakaan yang merenggut nyawanya awal tahun 2013 lalu. Nisa tidak pernah menyangka Yudi akan pergi secepat itu. Dan yang membuat Nisa sangat terpukul adalah saat Nisa membatalkan janjinya untuk bertemu dan merayakan tahun baru bersama Yudi, Nisa baru sadar bahwa itu akan menjadi pertemuan terakhirnya dengan Yudi jika ia tidak membatalkan janjinya. 

Nisa sangat menyesal karena membatalkan janjinya saat itu dan lebih mementingkan acara bersama senior-seniornya. Apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, penyesalan itu baru datang ketika Yudi sudah tak ada. Pandangan Nisa terlihat kabur, tetes demi tetes jatuh. Nisa menangis lagi, tapi kali ini tangisan itu seperti menyimpan berbagai macam perasaan: sedih, penyesalan, rindu, marah semuanya bercampur jadi satu. Nisa menangis sejadi-jadinya, tidak akan ada orang yang mendengarnya. Setelah cukup lama menangis, Nisa pun beranjak dari taman dan pulang ke rumah dengan mata sembab. Tidak banyak yang bisa dilakukan Nisa, kecuali berdoa agar Yudi mendapat tempat terindah di surga. Meskipun nanti Nisa mendapat pengganti Yudi, rasa cinta Nisa tidak akan melebihi rasa cintanya kepada Yudi. Nisa sangat berharap suatu saat nanti dia bertemu dengan seseorang yang mirip dengan Yudi. Nisa berjanji untuk tidak melupakan Yudi sebab Yudi adalah cinta pertama Nisa dan walaupun sekarang Yudi tidak akan pernah muncul di hadapan Nisa, Nisa tetap menganggap bahwa Yudi masih ada. Ya, Yudi memang masih hidup di hati Nisa, dia akan tetap abadi di sana. Selamanya. Meskipun hanya bayangan.

 

Hening malam ku sendiri

Bintang bulan kupandangi

Hari-hari kulewati

Kenangan indah denganmu

Masih terasa di hati

Rasa sedih tak bertepi

Tak ada

Cinta sejati di dunia ini

Mungkin, kau tercipta tuk pergi

Meski bayangmu di benak abadi

Saat ini dirimu telah pergi

Berdiri, menanti kau kembali

Bayangmu, kan abadi

Meski kau t'lah pergi

Di sini ku berdiri

Menanti kau kembali

(Kotak -- Bayang Abadi)

[Based on True Story]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun