Hallo sahabat semua,kita kali ini akan membahas tentang psikologi lagi,namun ada yang seru kali ini,dari pada panasaran yuk langsung saja kita kepoin.
Nama Lengkap: Muhammad bin Abu Bakr bin Ayyub bin Sa'd al-Zar'i al-Dimashqi (1292--1350 M)
Julukan: Ibn Qayyim al-Jawziyyah
Konteks: Salah satu ulama besar dalam Islam yang fokus pada ilmu agama, filsafat, dan kesehatan jiwa. Ia adalah murid dari Ibnu Taimiyyah, dan pemikiran-pemikirannya sangat dipengaruhi oleh gurunya.
---
Ibn Qayyim lahir di Damaskus, Suriah, pada 1292 M. Ia hidup di era Dinasti Mamluk yang penuh dengan pergolakan sosial dan politik. Sejak muda, ia belajar berbagai cabang ilmu, termasuk tafsir, hadis, fikih, dan tasawuf.
Setelah bertemu Ibnu Taimiyyah, ia mendalami pemikiran salafi dan memperkuat fondasi keilmuan Islamnya. Ibn Qayyim dikenal dengan pendekatannya yang mendalam terhadap penyucian jiwa dan kesehatan mental.
---
Pemikiran Psikoterapi Ibn Qayyim
Ibn Qayyim menganggap bahwa kesehatan mental dan spiritual saling terkait. Ia percaya bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai melalui hubungan yang harmonis dengan Allah. Berikut adalah beberapa gagasan pentingnya:
1. Penyakit Hati sebagai Akar Gangguan Psikologis
Ibn Qayyim mengklasifikasikan gangguan jiwa sebagai akibat dari penyakit hati (amradh al-qulub), seperti:
Hasad (iri hati)
Takabbur (kesombongan)
Syahwat (keinginan berlebihan)
Ragu-ragu terhadap Allah
Ia menyebut bahwa hati yang "sakit" akan memengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku manusia. Penyembuhannya adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs).
2. Terapi dengan Al-Qur'an dan Doa
Ibn Qayyim percaya bahwa Al-Qur'an adalah obat utama untuk jiwa. Dalam bukunya Zad al-Ma'ad, ia menjelaskan bagaimana membaca Al-Qur'an dapat memberikan ketenangan hati (sakinah) dan menghilangkan kecemasan.
Doa dan Dzikir: Ia menyarankan terapi berbasis dzikir, seperti mengulang-ulang kalimat tauhid atau istighfar untuk mengatasi rasa takut, depresi, atau kegelisahan.
Shalat: Shalat dipandang sebagai "obat" yang memadukan ketenangan fisik dan spiritual.
3. Hubungan Manusia dengan Allah
Dalam bukunya Madarij al-Salikin, Ibn Qayyim menekankan pentingnya hubungan manusia dengan Allah untuk memperbaiki kondisi jiwa. Ia membagi perjalanan spiritual manusia ke dalam tiga tahap:
1. Takut kepada Allah (khauf): Kesadaran ini membantu mengendalikan hawa nafsu.
2.Cinta kepada Allah (mahabbah): Cinta ini memberikan kekuatan untuk melewati ujian hidup.
3. Pengharapan (raja'): Pengharapan kepada rahmat Allah memberikan kedamaian.
4. Terapi dengan Refleksi dan Introspeksi
Ibn Qayyim menganjurkan manusia untuk sering merenung (muhasabah), mengenali kesalahan diri, dan berusaha memperbaiki diri. Refleksi ini dianggap mampu membersihkan hati dari rasa bersalah dan penyesalan.
Praktik Psikoterapi Ibn Qayyim
Ibn Qayyim memberikan panduan praktis untuk menjaga kesehatan mental:
1. Mengelola Stres dengan Dzikir dan Tawakal
Ia menganjurkan dzikir sebagai cara untuk menenangkan hati.
Tawakal, atau berserah diri kepada Allah, dianggap sebagai solusi untuk mengurangi tekanan hidup.
2. Pola Hidup Seimbang
Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan fisik, mental, dan spiritual.
Aktivitas fisik, seperti bekerja dan olahraga, juga disebut membantu menjaga kesehatan jiwa.
3. Mengatasi Depresi dan Kesedihan
Ibn Qayyim menyebutkan bahwa kesedihan adalah ujian dari Allah yang bisa diatasi dengan meningkatkan kesabaran (sabr) dan keyakinan terhadap hikmah-Nya.
Ia menyarankan membaca surah tertentu, seperti Al-Fatihah atau Al-Insyirah, untuk menghilangkan rasa berat di hati.
4. Terapi Alami
Dalam At-Tibb an-Nabawi, ia mengintegrasikan pengobatan fisik dan spiritual. Ia menyebut madu, air zamzam, dan herbal tertentu sebagai obat yang bisa membantu menenangkan jiwa.
Karya Besar yang Relevan dengan Psikoterapi
1. Madarij al-Salikin: Membahas perjalanan jiwa manusia menuju Allah.
2. Zad al-Ma'ad: Buku panduan kehidupan yang mengintegrasikan kesehatan fisik, mental, dan spiritual.
3. At-Tibb an-Nabawi: Buku tentang pengobatan Nabi yang mencakup terapi fisik dan spiritual.
4. Ighathat al-Lahfan: Membahas penyakit hati dan cara mengatasinya.
Relevansi untuk Psikologi Islam
Pemikiran Ibn Qayyim sangat relevan dalam psikologi Islam modern, terutama dalam hal:
Mengelola stres dan kecemasan melalui pendekatan spiritual.
Memadukan terapi psikologis dan religius untuk menciptakan keseimbangan hidup.
Menjadikan hubungan dengan Allah sebagai inti kesehatan mental.
Barakallah semoga tidak pernah puas yaa,terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H