Mohon tunggu...
Nuraisyah
Nuraisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Almamater Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Stambuk 2017

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan Ilmu Pengetahuan sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Animo Masyarakat dalam Konsumsi Jamu sebagai Obat Tradisional di Desa Helvetia, Deli Serdang

4 Agustus 2020   21:00 Diperbarui: 4 Agustus 2020   21:01 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kutipan wawancara dengan salah satu staf kantor Desa Helvetia

“Pada dasarnya pemakaian obat tradisional mempunyai beberapa tujuan diantarnya adalah promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Obat tradisional juga merupakan warisan budaya dan diinginkan dipakai dalam sistem kesehatan”.[1]

Jamu tradisional merupakan obat yang diracik secara tradisional dengan bahan-bahan yang diperoleh dari alam seperti tumbuhan yang memilik khasiat yang sama dengan obat-obatan kimia, obat tradisional tidak kalah mujarabnya dengan buatan pabrik dan sangat berguna untuk kesehatan. 

Saat ini banyak pabrik yang memproduksi jamu tradisional dalam bentuk kemasan sehingga sangat praktis dan mudah dikonsumsi dengan berbagai varian lainnya untuk memudahkan konsumen. Tapi sebagian peracik sekaligus penjual jamu tradisional tidak khawatir dengan hal tersebut, seperti kutipan dari peracik sekaligus pedagang jamu tradisional keliling berikut.

“Sebagian besar orang masih percaya bahkan masih  sering membuat jamu tradisional dengan racikan sendiri, karena memang bahan yang dipakai mudah ditemukan dan cara membuatnyapun juga tidak sesulit seperti membutuhkan banyak alat-alat farmasi yang canggih. Terbukti dengan masih banyak pelanggan setia jamu tradisonal bahkan belakngan ini karena terjadinya wabah yang menggeparkan ada peningkatan yang cukup signifikan dalam pengonsumsian jamu terkhusus adalah jamu kunyit asam,beras kencur, dan jahe merah walaupun harganya jadi lebih naik di karenakan bahan baku yang juga naik tapi masyarakat tetap membelinya bahkan dalam jumlah yang banyak untuk dikonsumsi.”[2]

Menurut Fitri 32 tahun, dalam wawancara yang peneliti lakukan mengatakan bahwa “mengonsumsi jamu tradisional masih diminati karena sebagian masyarakat menganggap jamu adalah obat tradisional aman,tanpa tambahan pengawet, pemanis atau tamabhan rasa buatan jamu sudah memiliki khasiatnya bahkan lebih aman dibandingkan obat yang berupa obat kimia, serta dinilai jauh lebih murah harganya”.[3]

Di usia produktif selain olahragaa dan dibarengi dengan makan dan minum yang dapat menunjang stamina tubuh adalah hal yang wajib melihat kondisi sekarang yang tidak menentu. Tubuh dapat mudah terserang penyakit akibatnya bisa kepada berbagi hal baik dengan lingkungan sosial, keluarga, karir dan pendidikan jadi bermasalah terhamabat. Salah satu yang dapat kita lakukan adalah dengan menjaga pola hidup sehat salah satunya yang menjadi andalan sejak dahulu adalah jamu tradisional yang mengandung bahan bahan alami tanpa pengawet dan bahan kimia tambahan.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan beberapa informan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi animo konsumen membeli jamu meliputi faktor pribadi, faktor bauran pemasaran dan faktor sosial, budaya dan psikologi. Faktor pribadi adalah faktor utama dalam mengkonsumsi jamu karen hal ini didasari keinginan pribadi dari individu yang bersangkutan untuk mengkonsumsi jamu. 

Faktor pemasaran merupakan implikasi dari iklan yang dibuat oleh perusahaan atau pabrik pembuat jamu. Faktor sosial adalah konsumsi jamu yang dilakukan individu karena saran orang-orang yang ada di sekitarnya (keluarga-sahabat-teman-kolega dll). 

Aspek budaya merupakan aspek kultural masyarakat di Nusantara yang telah mengkonsumsi jamu sebagai upaya menjaga kesehatan tubuh dan menyembuhkan penyakit. Faktor psikologi adalah konsumsi jamu yang dilakukan individu karena mengalami jalan buntu (tidak sembuh) pada saat mengkonsumsi obat farmasi (obat modern) sehingga beralih atau mengkonsumsi jamu bersama obat modern. Di antara faktor yang telah disebutkan di atas, aspek budaya memegang peran penting dalam mengkonsumsi jamu.

C. Bagaimana upaya masyarakat desa Helvetia dalam melestarikan jamu tradisional?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun