Mohon tunggu...
Nur Aisyah Humaira
Nur Aisyah Humaira Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang 2019

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja

23 Oktober 2019   09:25 Diperbarui: 22 Juni 2021   07:02 15692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Faktor yang Mepengaruhi Perkembangan Remaja. | freepik

Perkembangan di masa remaja, kode moral sangat dipengaruhi dengan standar moral dan  juga kelompok di mana remaja bisa mengidentifikasi diri dan menjadi faktor penting dalam perkembangan identitas remaja. Menurut psikologi remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun (Wikipedia).

Pada jaman sekarang banyak hal-hal negatif yang dapat menjerumuskan remaja kejalan yang salah. Banyak remaja yang terjerumus ke pergaulan bebas. Faktor utama dari masuknya remaja kepergaulan bebas yaitu kurangnya perhatian dari orang tua. Terkadang orang tua terlalu sibuk dengan urusan mereka sehingga melupakan anak-anak mereka yang beranjak menajadi seorang remaja.

Pada masa remaja, remaja mudah terpengeruh dengan hal-hal yang baru mereka pahami, namun sayang terkadang remaja tidak bisa membedakan apakah itu baik untuknya atau tidak. Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak agar tidak terjerumus dalam hal negatif. Adanya pemahaman tentang hal-hal yang mempengaruhi perkembangan remaja, diharapkan orang tua dapat lebih bisa mengawasi anak-anak mereka yang sedang mengalami masa remaja agar tidak terjerumus ke hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Pentingnya Mengetahui Pengaruh Media Sosial terhadap Rasa Insecure dan Kepercayaan Diri Remaja

Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubuhan fisik. Pada masa remaja ditandai dengan adanya perubahan fisik yang dapat, dan hal ini dipandang sebagai suata hal yang penting sehingga berdampak pula pada aspek psikologis. Tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas, yang mana dalam konteks ini kematangan oragan-oragan seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat. 

Menurut Zigler dan Sevenso (Desmita, 2008) secara garis besar perubahan fisik pada masa remaja dapat dikelompokkan dalam dua ketegori yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteistik seksual.

Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya seorang anak akan memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima perubahan khusus yang terjadi pada masa pubertas organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan system sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh. 

Perubahan fisik yang terjadi pada periode pubertas berlangsung dengan sangat cepat dalam sekuens yang teratur dan berkelanjutan. Tinggi badan anak laki-laki bertambah kira-kira 10 cm pertahun, sedangkan perempuan kurang lebih 9 cm pertahun. (Miftahul Jannah,2016:6)

Selain perubahan fisik yang dialami oleh remaja, ada juga masa dimana anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.

Remaja juga sudah mulai mengatahui kehidupan sosial, ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup sehubungan dengan masalah yang dialaminya. Menurut Erick Erison "Bahwa masa remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri. Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural". Sedangkan menurut Freud, "Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual". Pergaulan remaja banyak di wujudkan dalam bentuk kelompok-kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.(Ahmad Dahlan:2015)

Hal-hal yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja

Perkembangan remaja di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.

1. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.

Komunikasi dalam keluarga juga diperlukan antara orang tua dan anak. Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara timbal balik dan silih berganti; bisa dari orang tua ke anak atau dari anak ke orang tua, atau dari anak ke anak. Awal terjadinya komunikasi karena ada sesuatu pesan yang ingin disampaikan, siapa yang berkepentingan untuk menyampaikan suatu pesan cenderung menunda komunikasi.

Pola komunikasi antara orang tua dan anak, Wursanto pernah mengatakan bahwa komunikasi dapat berlangsung setiap saat, di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja dan dengan siapa saja.

Manfaat komunikasi yang baik antara orang tua dan anak:

a. Membangun sifat kejujuran anak

Hal yang pertama perlu dilakukan dalam membangun atau menanamkan karakter anak adalah kejujuran. Bila keluarga aktif membuka percakapan, maka anak akan cenderung nyaman mengungkapkan perasaannya dengan jujur. Anak juga akan merasa nyaman ketika bercerita.

b. Mencegah kekerasan dalam keluarga

Sebuah komunikasi yang baik akan mencegah kekerasan dalam sebuah keluarga. Biasanya anak yang menjadi korban sering menutup diri. Karena adanya keterbukaan dalam percakapan antara anggota  yang baik dalam keluarga akan mencegah kekerasan dalam keluarga.

Baca juga: Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja

c. Terbiasa mendengarkan

Keterbukaan dalam sebuah keluarga akan membuat orang tua dan anak terbiasa untuk saling mendengerkan. Seperti keluhan anak dan cara mereka ingin menyelesaikan tindakan. Secara tidak langsung orang tua berkomunikasi bahwa mereka layak mendapat perhatian. Mulailah berbagi cerita antara anak dan orang tua.

Orang tua diharapkan berbagi tentang nilai dan pengalaman mereka dengan cara yang menarik. Seakan-akan bercerita dengan teman, namun tetap dengan sedikit member nasihat serta motivasi terhadap anak. Setiap hari anak dan orang tua harus saling berbagi cerita baik tentang aktivitas sehari-hari mereka, perasaan mereka, ataupun hal-hal kecil. Penting untuk menyuarakan pikiran dan perasaan yang sedang dirasakan.  

2. Kematangan anak

Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

3. Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. "ia anak siapa". Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. 

Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa "menjaga" status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud "menjaga status sosial keluarganya" itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi "terisolasi" dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.

4. Pedidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja di berikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah). Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

5. Kapasitas Mental, Emosi, dan Integensi

Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

Jika komunikasi antar keluarga kurang maka akan muncul hal-hal negatif yaitu, tidak adanya kejujuran anak, adanya kenakalan remaja, dan kurangnya percaya diri. (Annisa Diah:2016)

1. Tidak adanya kejujuran anak

Hal tersebut terjadi karena orang tua kurang komunikasi dengan anak, maka anak akan merasa tidak enak untuk bicari sehingga dia memilih diam dan tidak jujur.

2. Adanya kenakalan remaja

Hal tersebut terjadi karena anak akan mencari sesuatu yang dia senangi dari luar. Padahal saat masa remaja mudah sekali terpengaruh dengan hal-hal yang berbau baru bagi dia. Mereka mempunyai rasa ingin tau yang tinggi dan mereka tidak segan-segan mereka akan mencobanya sendiri.

3. Kurangnya percaya diri

Hal ini terjadi karena orang tua kurang memotivasi anak untuk menyalurkan apa yang dia minati. Sehingga anak merasa tidak percaya diri.

Selain dari kurangnya komunikasi dari keluarga ada juga beberapa hal yang dapat menjerumuskan remaja ke jalan yang salah yaitu:

1. Rendahnya tarah pendidikan kelurga yang berpengaruh besar sebgai terjadinya pergaulan bebas. Contohnya, keluarga mengizinkan sang anak untuk berpacaran dan di tambah tanpa adanya pengawasan yang menyebabkan ank terjerumus dalm pergaulan bebas.

2. Keadaan keluarga yang tidak stabil (Broken Home)

Keadaaan keluarga sangat berpengaruh pada tingkah laku atau perkembangan psikis remaja yang mana kedaan orang tua yang tidak harmonis yang dapat membuat perkembangan psikis anak terganggu dan cenderung kesenengan diluar yang dicari untuk merasa senang, dan melupkan keluarga karena orang tua tidak member kasih saying, sehingga anak mencari kesenangan diluar berbuntut pada pergaulan bebas.

Baca juga: Peran Orangtua dalam Membangun Pendidikan Karakter Anak Usia Dini dan Remaja

3. Orang Tua yang Kurang Perhatian

Terkadang banyak orang tua yang sibuk dengan perkerjaannya sehingga anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya sendiri sehingga sang anak bebas dalam beraktivitas dan mencari kesenangan dilain.

4. Lingkungan Setempat Kurang Baik

Selain dari dalam rumah ada juga faktor dari luar yaitu lingkungan. Lingkungan merupakan factor pembentuk kepribaadian seseorang, jika dilingkungan tersebut merupakan lingkungan yang kurang kondusif maka sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas dimana kita ketahui bahwa perkemangan sesorang lebih ditentukan pada linkungan dari pada keluarga.

5. Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi yang rendah, membuat anak tidak dapat bersekolah , dan biasanya banyak pula anak putus sekolah yang membuat pergaulan anak tersebut dengan remaja yang senasib yang membuat perilaku sang anak menjadi tambah parah, karena minimnya pengetahuan tentang pendidikan.

Dengan adanya komunikasi antara orang tua dan anak diharapkan anak tidak akan masuk ke pergaulan bebas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Djamarah, Syaiful Bahri.2014.Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga.
  2. Jakarta:PT.Rineka Cipta

TUGAS ESSAY
UNTUK MEMENUHI ULANGAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : NAILI ROFIQOH, s.Psi.,M.Si.
DISUSUN OLEH
 Nur Aisyah Humaira (1903016005)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun