Mohon tunggu...
Nuraini Fadillah
Nuraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Ilmu komunikasi Universitas Satya Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjungangan Feminisme di Indonesia pada Orde Lama Hingga Era Digitalisasi

20 Januari 2023   21:10 Diperbarui: 20 Januari 2023   21:17 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

B. Teori Feminisme Menurut Para Ahli

Adapun definisi teori feminisme menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Rich (dalam Djajanegara 2000:29)

Menyatakan bahwa suatu kritik sastra feminis yang radikal pertama-tama akan menganggap karya sastra sebagai ungkapan tentang cara hidup kita dulu dan sekarang.

2. Irhomi (dalam sugihastuti dan suharto, 2005:61)

Pengertian feminisme adalah gerakan kaum perempuan untuk memperoleh otonomi atau kebebasan menentukan dirinya sendiri.

3. Fakih (2001:84 - 98)

Feminisme memilki beberapa empat aliran yang menonjol, yaitu feminisme liberal, feminisme radikal, feminisime marxis, dan feminisme sosial.

Saat ini banyak gerakan perempuan atau gerakan dengan perspektif feminis memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan kampanye maupun informasi. Penggunaan media sosial ini bisa dikatakan untuk merespon semakin banyak orang yang memilih media sosial sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi sehingga bisa menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan. Penggunaan media sosial yang efektif bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan aksi perubahan, protes, solidaritas dan sebagainya. Namun sejauhmana feminisme dalam media sosial melihat gerakan perempuan mendorong RUUPKS ini juga perlu diketahui. Karena meskipun pada beberapa kasus, media sosial berhasil mendorong maupun mengubah kebijakan, namun di sisi lain juga berhadapan dengan hal-hal yang bisa jadi kontra atau justru dipakai untuk menyerang balik.

Feminisme hadir sebagai respon halus dari patriarki. Patriarki merupakan penyebab utama hadirnya feminisme pada pemikiran-pemikiran perempuan. Patriarki didefinisikan sebagai gari lurus vertikal dimana ujung garis tersebut ditempati oleh gender maskulin atau laki-laki. Sehingga, segala sesuatunya harus mendapat izin dari laki-laki yang bekuasa terlebih dahulu. Anti feminisme yang sedang hangat terdengar saat ini dirasa sebagai kurang pahamnya mereka dalam memaknai feminisme. Menanggapi patriarki dalam feminis, komunitas pegiat feminisme di Jogjakarta bernama Femjog (Feminisme Joga) memberikan keterangannya.

“Kita nggak bisa menafikan karena patriarki akan susah hilang. Makanya muncul feminisme radikal untuk mendominasi hal tersebut. Perempuan juga punya peran yang besar dalam sejarah, diketahui bahwa laki-laki berburu. Namun, sudah dikaji perempuanlah yang mengelola segalanya. Menjadi setara bukan berarti perempuan harus berburu juga namun lebih kepada apakah kita dapat tempat yang sama untuk memperjuangkan sesuatu”, tutur Priscillia. Perwakilan dari Femjog mengutarakan adanya indikasi ketidakpahaman tersebut. Sehingga, perlu diskusi lebih lanjut untuk menemukan titik luluh dari kedua sudut pandang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun