Mohon tunggu...
Nuraini Diniyanti
Nuraini Diniyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Helm and Comic Anime

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Citayam Fashion Week: Paris Fashion Week Ala-Ala

23 Juli 2022   12:50 Diperbarui: 6 Agustus 2022   12:03 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi tidak terlepas dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan. Manusia yang semakin pintar hari demi harinya, akan selalu membuat inovasi pada teknologi tersebut, yang mana ini akan memberikan manfaat yang positif bagi kehidupan manusia itu sendiri. Adanya teknologi membuat hampir semua kegiatan menjadi lebih mudah dibandingkan dengan belum majunya teknologi. Banyak kemudahan yang muncul ketika melakukan aktivitas setelah adanya teknologi, dan juga muncul berbagai cara baru untuk melakukan aktivitas. Hal ini membuat manusia semakin mudah untuk melakukan aktivitas dan juga menikmati kemudahan tersebut, terlebih cara-cara baru yang berubah menjadi inovasi-inovasi dalam beberapa dekade terakhir membuat semuanya terasa mudah.

Sejak revolusi industri, perkembangan teknologi semakin pesat dan pada saat era globalisasi ini, suatu negara yang memiliki kemampuan lebih dalam teknologi akan disebut sebagai negara maju. Dari sini terlihat bahwa penguasaan teknologi suatu negara menjadi indikator maju atau tidaknya suatu negara. Salah satu negara maju karena memiliki tingkat penguasaan teknologi yang tinggi adalah Jepang. Di negara Jepang, teknologi sangat berkembang. Hal ini dikarenakan masyarakat negara ini memiliki keinginan untuk memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai teknologi. Terobosan teknologi pun banyak berasal dari sana, salah satunya pada bidang telekomunikasi seperti Media Komunikasi (Ngafifi, 2014).

1. Efek Perkembangan Teknologi dan Adanya Media Sosial

Media sosial elektronik yang berkembang saat ini seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan lain sebagainya merupakan produk dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya media sosial saat ini memudahkan orang yang ada di berbagai belahan dunia lebih mudah untuk melakukan sosialisasi, ditambah dengan adanya media komunikasi yang semakin maju dan ditambah dengan adanya internet, membuat berhubungan sosial semakin mudah. Selain bersosialisasi, adanya media sosial juga menyebabkan lebih mudahnya tersebar informasi yang ada di belahan dunia. Sehingga, ketika ada informasi ataupun acara yang diselenggarakan di belahan dunia lain, informasi dapat tersebar dengan cepat terutama melalui media sosial khususnya. Selain itu, tren yang terjadi dimana-mana juga lebih mudah diketahui, dan ini menyebabkan lebih mudahnya tren tersebar ke seluruh dunia.

Perkembangan teknologi menyebabkan dan mendorong terjadinya suatu fenomena yang disebut dengan globalisasi. Globalisasi merupakan istilah yang sering kali didengar, terutama apabila membicarakan mengenai perubahan yang juga disertai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Globalisasi tidak dapat dihindarkan dan pasti semua orang yang ada di dunia ini akan terkena dampaknya. Sebagai masyarakat dunia pastinya harus siap menghadapi hal ini, tak terkecuali orang Indonesia. Sehingga, mau tidak mau merupakan suatu keharusan untuk mengikuti perkembangan demi perkembangan, berlomba menjadi yang termaju dan pada kenyataannya globalisasi mampu memaksa kepada setiap negara untuk membuka diri dalam setiap lini kehidupan yaitu bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS). Kemajuan teknologi saat ini sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat dan pengaruhnya pun dari masa ke masa berbeda-beda berdasarkan pada kecanggihannya, sehingga, semua kejadian yang terjadi di dunia ini atau informasi apapun langsung tersebar melalui internet yang tanpa batas (Rais et al., 2018).

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang komunikasi telah memperlancar arus informasi ke segala penjuru tanpa mengenal batas – batas lingkungan geografik, politik maupun kebudayaan, termasuk diantaranya Indonesia. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi tersebut bukan sekedar mempermudah orang berhubungan dari jarak jauh dan menyebarkan informasi dengan cepat dan mudah, melainkan juga merangsang berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat. Dewasa ini tidak ada seorang pun yang tidak tersentuh oleh jaringan komunikasi massa, kecuali bagi mereka yang masih hidup dengan kebudayaan yang belum mampu mendukungnya.

Setiap fenomena yang terjadi akan berdampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Itupun yang terjadi pada globalisasi yang tentunya memiliki dampak positif dan juga negatif. Dampak positif dari adanya globalisasi adalah adanya perubahan pada nilai, tata krama, dan sikap; berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi yang mana merupakan juga faktor adanya globalisasi; meningkatnya taraf hidup masyarakat dunia; dan juga lebih terbukanya pemikiran masyarakat serta etos kerja. Adapun dampak negatif dari globalisasi adalah adanya pergerseran nilai budaya atau nilai yang telah ada di masyarakat dan ini biasanya terjadi pada negara-negara yang memiliki budaya kental seperti Indonesia; perubahan gaya hidup yang biasanya condong ke arah konsumtif dan juga individualis, gaya berpakaian juga berubah dan pola pikir; adanya kesenjangan sosial; dan memudarnya rasa bangga terhadap budaya sendiri (Putri, 2021).

2. Fashion Week dan Ppengaruhnya terhadap Citayam Fashion Week;

Fashion week atau pekan busana merupakan salah satu acara yang diselenggarakan dengan tujuan pagelaran busana-busana yang dibuat oleh para perancang busana. Sebagaimana namanya, pekan busana ini dilakukan selama sepekan dan acara ini merupakan kesempatan bagi para perancang busana untuk menampilkan hasil karyanya. Tidak hanya busana, namun berdasarkan pekan busana yang telah dilaksanakan, perancang aksesoris juga dapat masuk menjadi bagian dari pagelaran busana ini. Hal ini dikarenakan aksesoris juga termasuk ke dalam bagian dari busana. Selain untuk menampilkan busana (dan juga aksesoris pendukungnya), pekan busana juga memungkinkan industri busana yang ada untuk mengetahui mengenai apa saja mode yang sedang in ataupun mode yang sudah out.

Pekan busana biasanya diselenggarakan di kota-kota yang dikatakan sebagai kota mode, seperti Paris, New York, dan juga Milan. Namun, saat ini pekan busana sudah dilaksanakan di kota-kota lain di belahan dunia, seperti Jakarta salah satunya. Hal ini dikarenakan sudah banyak perancang-perancang busana di Jakarta, sehingga dengan adanya pekan busana ini, para perancang busana di Indonesia dapat memperkenalkan rancangannya. Pekan busana yang ada di Jakarta juga memungkinkan dapat memperkenalkan produk-produk lokal Indonesia ke kancah Internasional. Tentunya, dengan bantuan media sosial dan media berita yang saat ini dapat mudah diakses di seluruh dunia.

Adanya pekan busana ini menjadi salah satu faktor pendorong adanya fenomena yang juga sekarang dikenal dengan Citayam Fashion Week. Citayam Fashion Week merupakan fenomena para anak muda yang menampilkan busananya di daerah Sudirman, yang mana para anak muda ini berasal dari Citayam hingga Bojong Gede, sehingga peragaan busana tersebut disebut dengan Citayam Fashion Week. Fenomena sosial ini semakin besar terjadi dengan didorong juga banyaknya video viral yang tersebar di media sosial, yang menampilkan para anak muda di Sudirman ini. Adanya fenomena ini juga membuat orang-orang yang penasaran ikut memadati salah satu daerah yang berada di kawasan Jakarta Pusat ini, yang juga merupakan kawasan padat perkantoran. Tidak hanya menjadi salah satu tempat memamerkan mode yang dimiliki, namun juga fenomena Citayam Fashion Week menjadi ajang sosial para anak muda (Kartikasari, 2022).

Istilah generasi muda merupakan istilah yang sering kali didengar, terlebih apabila sudah berurusan dengan negara dan juga agama. Generasi muda dikatakan sebagai penerus dari perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh generasi sebelumnya, sehingga generasi muda sering kali disebut sebagai penerus bangsa dan negara. Akan tetapi, sebenarnya generasi muda memiliki definisi yang beragam, baik definisi secara teknis atau definisi yang sesungguhnya dan juga definisi yang lebih fleksibel atau dapat dikatakan sebagai definisi istilah saja. Definisi generasi muda secara teknis merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan emosional dan juga psikis. Sehingga, generasi muda akan dapat menjadi sumber daya manusia yang dapat meneruskan pembangunan dan juga mempertahankan apa yang telah ada di masa sekarang untuk di masa yang akan datang. Sedangkan generasi muda secara istilah adalah pengertian untuk mereka yang memiiki semangat pembaharu dan progresif.

Generasi muda juga disebut sebagai pemuda. Pemuda dalam UU RI No.40 tahun 2009 tentang Kepemudaan didefinisikan sebagai warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Dengan kata lain, yang termasuk ke dalam golongan pemuda adalah remaja dan dewasa akhir. Remaja merupakan fase usia manusia yang baru akan beranjak menuju fase dewasa. Pada fase ini, individu yang sudah memasuki fase remaja akan mengenal hal-hal baru yang belum dikenalnya, lebih paham akan konsep benar dan salah, mulai mengenal dan menyukai lawan jenis, mulai paham mengenai peran-peran yang ada dalam kehidupan sosial, hingga mencari jati diri yang sesungguhnya. Selain itu, pada fase ini, individu akan mengalami berbagai perubahan pada tubuhnya, seperti adanya perubahan pada hormon hingga psikis yang terjadi secara terus menerus melalui 3 (tiga) tahapan, yakni tahapan awal (early), tahapan pra-remaja atau madya (middle), dan juga tahapan akhir (late) (Diananda, 2018). Dewasa awal dengan remaja akhir memiliki perkembangan yang tidak jauh berbeda.

Melansir dari TribunJogja.com, meski fenomena sosial ini kebanyakan melibatkan anak muda, rupanya fenomena ini menarik perhatian para orang yang lebih tua dan juga pekerja yang bekerja di daerah Sudirman. Para pekerja merasa terganggu dengan padatnya anak-anak muda dan masyarakat yang berkumpul, karena tidak hanya memenuhi setengah jalan namun juga mereka duduk di trotoar. Viralnya fenomena ini, menarik berbagai kalangan dan juga influencer untuk menyempatkan diri datang ke daerah Sudirman ini untuk melihat keadaan yang ada. Sehingga, wajar apabila para pekerja merasa terganggu.

Citayam Fashion Week juga disebut polisi melanggar undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hal ini dikarenakan para pelaku fashion week di Sudirman ini melakukan aktivitas di Zebra Cross yang mana merupakan tempat penyebrangan jalan dan ini juga menyebabkan terganggunya kegiatan umum. Keadaan ini mendorong pemerintah DKI Jakarta untuk menyikapi dan segera mencari tempat yang tepat untuk tetap terlaksananya ekspresi diri dari para anak muda pelaku Citayam Fashion Week ini.

Tidak hanya pemerintah daerah Jakarta yang memiliki rencana untuk menertibkan dan memberikan sarana untuk mendukung ekspresi dari para pelaku Citayam Fashion week sebagai bentuk dari perhatian pemerintah Jakarta, khususnya Jakarta Pusat, pasangan Artis, Model, dan Youtuber yakni Baim Wong dan Paula Verhoeven juga menaruh perhatian pada fenomena sosial tersebut. Pasangan suami istri yang dikenal dengan pasangan ‘Sultan Dermawan’ oleh para penggemarnya ini mendatangi Citayam Fashion Week dan Paula yang merupakan salah satu model ternama di Indonesia ikut berlenggang di Zebra Cross yang mana merupakan runaway tempat para pelaku Citayam Fashion Week memperagakan busana yang dipakainya. Pada saat Paula dan beberapa ikon Citayam Fashion Week berlenggang di Zebra Cross yang berada di daerah Sudirman tersebut, publik semakin tertarik kepada Citayam Fashion Week dan juga selain mendatangkan orang-orang yang penasaran, hal ini juga mendatangkan para pelaku Citayam Fashion Week baru. Melihat keadaan ini, pasangan Suami Istri tersebut dan khususnya Baim Wong, memiliki rencana untuk membuat Citayam Fashion Week menjadi hal yang serius bagaikan Fashion Week-Fashion Week di kota-kota besar. Perhatian tersebut berujung kepada rencana yang dimiliki Baim untuk menganggap serius fenomena masyarakat ini, yang dia sampaikan di salah satu konten video di Youtube nya, yang berjudul “BAPAU X BONGE BIKIN CITAYAM FASHION WEEK MAKIN DIKENAL DUNIA !!”.

Tidak hanya itu, Baim Wong khususnya, berencana mendaftarkan Citayam Fashion Week sebagai merek untuk mematenkan ajang peragaan busana jalanan tersebut menjadi sebuah ajang yang legal. Dilansir dari Kompas.com, Baim Wong memiliki tujuan dengan melegalkan Citayam Fashion Week yang juga dikenal sebagai CFW menjadi sebuah merek acara kepada HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) adalah agar Citayam Fashion Week tidak menjadi musiman (Karunia, 2022). Namun, sikap yang diambil oleh Baim Wong mendorong berbagai protes, mulai dari Artis hingga salah satu Gubernur yang ada di Indonesia, yakni Ridwan Kamil. Selain orang-orang yang berpengaruh tersebut, warga juga tidak setuju dan menganggap Baim Wong mengambil untung. Meski sudah dijelaskan kepada berbagai media, opini publik terhadap Baim Wong sudah menuju ke arah yang buruk, dan mendukung Baim Wong agar mencabut permohonan pematenan dari Citayam Fashion Week. Ditambah dengan statment Gubernur Ridwan Kamil di Instagram dan juga Twitter pribadinya yang terkesan nyeleneh dengan memasukan kata-kata ‘slebew’ yang merupakan kata-kata ikonik dari Citayam Fashion Week yang dipopulerkan oleh Jeje (salah satu pelaku dari Citayam FashionWeek), publik semakin tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Baim Wong.

3. Opini masyarakat terhadap sikap publik mengenai Citayam Fashion Week

Seperti yang dikatakan sebelumnya, Citayam Fashion Week semakin menjamur dan semakin terkenal karena adanya peran media sosial. Tentunya, sebagai fenomena yang berkaitan dengan masyarakat luas, pasti akan adanya dampak yang negatif dan juga positif yang ada. Mulai dari tidak setujunya dari adanya fashion week ala-ala tersebut, ada yang mendukung, ada pula yang bersikap netral. Namun, adanya sikap yang ditunjukkan oleh Baim Wong yang menanggapi fenomena sosial ini, tentu menyebabkan semakin besar dampak yang disebabkan hingga munculnya berbagai opini yang disampaikan. Opini-opini yang disampaikan oleh masyarakat di antaranya adalah:

“100% setujuh dengan statmentnya pak ridwan kamil,biarkan citayam fashion week terorganisir dengan sendirinya tak perlu bantuan artis atau infuencer.Kedatangan artis atau infuencer malah mengganggu tradisi yang telah diciptakan sehingga nanti nya tradisi yg ada malah hambar” – Akun Twitter @krcboys.

“Totally agree with Pak Ridwan Kamil.

Citayam Fashion Week” – Akun Twitter @junkyuduv

Dua dari berbagai opini yang disampaikan oleh masyarakat yang merupakan pengguna Twitter tersebut memiliki nada yang berpihak pada ketidaksetujuan mengenai apa yang dilakukan oleh Baim Wong. Opini masyarakat “Created by The Poor, Stolen by The Rich” juga menjadi terbentuk karena sikap yang ditunjukkan oleh Baim Wong. Dilansir dari Kompas.com, ,masyarakat pengguna sosial media (warganet) lain tidak ada yang mendukung tindakan-tindakan yang disebut sebagai mencari untung dan serakah (Arfiansyah, 2022).

4. Hubungan dengan Teori Komunikasi

Penjelasan-penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa media, terutama media sosial memiliki peran yang besar untuk memunculkan opini publik dan juga menyebarkan fenomena sosial yang terjadi sehingga menarik perhatian publik untuk melihat karena penasaran. Media sosial memiliki peran yang sangat krusial untuk tersebarnya suatu fenomena, dan salah satunya adalah Citayam Fashion Week ini. Media sosial yang memiliki peran dalam fenomena ini adalah TikTok, terlebih karena adanya wawancara yang dilakukan kepada pelaku Citayam Fashion Week. Dengan kata lain, berarti ada peran komunikasi di sini. Komunikasi yang terjadi menyebabkan adanya dorongan pengguna media sosial untuk melakukan hal yang sama ataupun datang ke Sudirman untuk melihat keadaan dari Citayam Fashion Week tersebut. Berdasarkan teori komunikasi, yang sesuai dengan keadaan ini adalah teori komunikasi behaviorisme.

Teori behaviorisme merupakan teori yang dikemukakan oleh John B. Watson (1878 – 1958) yang merupakan tokoh psikologi yang mengamati perilaku makhluk hidup terutama hewan. Teori komunikasi yang dikemukakan oleh Watson ini merupakan teori yang didasari rumitnya karakteristik komunikasi yang dinilai cukup rumit. Untuk itu, perlu adanya pengelolaan perilaku komunikasi secara tepat. Sehingga teori ini lebih membahas mengenai perilaku manusia dalam melakukan komunikasi, yang mana perilaku ini akibat adanya pengaruh dari kekuatan luar yang berasal dari lingkungannya (Sarnoto, 2011).

Berdasarkan teori tersebut, ketika seorang melihat video viral di media sosial seperti Twitter, Instagram, dan TikTok akan terdorong untuk melakukan perilaku yang dilihatnya. Kekuatan luar yang dimaksud dalam teori ini merupakan dorongan untuk orang melakukan Citayam Fashion Week ataupun datang untuk melihat fenomena tersebut. Dorongan tersebut karena adanya rasa penasaran ataupun rasa keinginan untuk ikut melakukan hal yang sama dengan apa yang dilihatnya. Hal ini terkait adanya komunikasi yang terjadi. Meskipun komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung atau tidak face to face, namun tujuan komunikasi berarto berhasil karena dikatakan dapat memengaruhi sifat penerima informasi tersebut.

Dari sini, kita dapat melihat bahwa media sosial memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk mendorong berubahnya perilaku yang menerima informasi maupun pesan tersebut. Keadaan ini mendorong munculnya suatu fenomena sosial yang terjadi, seperti Citayam Fashion Week contohnya. Hal ini merupakan salah satu dari efek perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan globalisasi, terutama bidang komunikasi, yang mana terlihat dari para pelaku Citayam Fashion Week yang merupakan anak muda. Keadaan ini juga terlihat dari berbedanya cara berpakaian yang ditunjukkan, yang mana cernderung ke bara-baratan, karena memang semakin luasnya pengetahuan dan juga semakin mudahnya akses informasi dari berbagai belahan dunia, menjadikan pengguna teknologi akan secara langsung maupun tidak langsung mendapatkan berbagai pengetahuan baru dan akan memengaruhi cara berpikir yang telah ditanamkan sebelumnya. Pengaruh tersebut dapat berdampak secara negatif maupun positif. Meski ini merupakan suatu bentuk ekspresi diri, namun hal ini cukup membuat banyak perhatian masyarakat sekitar, terutama masyarakat pekerja yang bekerja di daerah Sudirman, dimana tempat Citayam Fashion Week berlangsung. Sehingga, hal ini perlu perhatian khusus dari pemerintah sebagai stakeholder masyarakat untuk mengatur agar tetap tertibnya fasilitas umum, namun tidak memberhentikan ekspresi diri, tidak hanya menjadi suatu perhatian karena sedang diperhatikan juga oleh masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arfiansyah, T. R. (2022). Baim Wong dan Indigo Daftarkan Citayam Fashion Week, Warganet: Created by The Poor, Stolen by The Rich. Kompas.Com. https://www.kompas.com/tren/read/2022/07/25/074425465/baim-wong-dan-indigo-daftarkan-citayam-fashion-week-warganet-created-by-the?page=all.
  2. Diananda, A. (2018). Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. Journal ISTIGHNA, 1(1), 116–133. https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
  3. Kartikasari, B. (2022). APA ITU Citayam Fashion Week yang Lagi Viral di Media Sosial? Ternyata Ini Artinya Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul APA ITU Citayam Fashion Week yang Lagi Viral di Media Sosial? Ternyata Ini Artinya, https://jogja.tribunnews.com/20. Tribunjogja.Com. https://jogja.tribunnews.com/2022/07/14/apa-itu-citayam-fashion-week-yang-lagi-viral-di-media-sosial-ternyata-ini-artinya?page=2.
  4. Karunia, A. M. (2022). Baim Wong Sebut Ingin Citayam Fashion Week Jadi Legal dan Enggak Musiman. Kompas.Com. https://money.kompas.com/read/2022/07/25/110408426/baim-wong-sebut-ingin-citayam-fashion-week-jadi-legal-dan-enggak-musiman
  5. Ngafifi, M. (2014). Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 2(1), 33–47. https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i1.2616
  6. Putri, V. K. M. (2021). Dampak Positif dan Negatif Globalisasi bagi Indonesia. Kompas.Com. https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/08/130000069/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi-bagi-indonesia
  7. Rais, N. S. R., Dien, M. M. J., & Dien, A. Y. (2018). Kemajuan Teknologi Informasi Berdampak Pada Generalisasi Unsur Sosial Budaya Bagi Generasi Milenial. Jurnal Mozaik, X(2), 61–71. https://ijc.ilearning.co/index.php/mozaik/article/download/755/137/985
  8. Sarnoto, A. Z. (2011). KONTRIBUSI ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISME TERHADAP PERKEMBANGAN TEORI ILMU KOMUNIKASI. STATEMENT, 1(1), 59–66.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun