Mohon tunggu...
Nuraini Diniyanti
Nuraini Diniyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Helm and Comic Anime

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Citayam Fashion Week: Paris Fashion Week Ala-Ala

23 Juli 2022   12:50 Diperbarui: 6 Agustus 2022   12:03 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya pekan busana ini menjadi salah satu faktor pendorong adanya fenomena yang juga sekarang dikenal dengan Citayam Fashion Week. Citayam Fashion Week merupakan fenomena para anak muda yang menampilkan busananya di daerah Sudirman, yang mana para anak muda ini berasal dari Citayam hingga Bojong Gede, sehingga peragaan busana tersebut disebut dengan Citayam Fashion Week. Fenomena sosial ini semakin besar terjadi dengan didorong juga banyaknya video viral yang tersebar di media sosial, yang menampilkan para anak muda di Sudirman ini. Adanya fenomena ini juga membuat orang-orang yang penasaran ikut memadati salah satu daerah yang berada di kawasan Jakarta Pusat ini, yang juga merupakan kawasan padat perkantoran. Tidak hanya menjadi salah satu tempat memamerkan mode yang dimiliki, namun juga fenomena Citayam Fashion Week menjadi ajang sosial para anak muda (Kartikasari, 2022).

Istilah generasi muda merupakan istilah yang sering kali didengar, terlebih apabila sudah berurusan dengan negara dan juga agama. Generasi muda dikatakan sebagai penerus dari perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh generasi sebelumnya, sehingga generasi muda sering kali disebut sebagai penerus bangsa dan negara. Akan tetapi, sebenarnya generasi muda memiliki definisi yang beragam, baik definisi secara teknis atau definisi yang sesungguhnya dan juga definisi yang lebih fleksibel atau dapat dikatakan sebagai definisi istilah saja. Definisi generasi muda secara teknis merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan emosional dan juga psikis. Sehingga, generasi muda akan dapat menjadi sumber daya manusia yang dapat meneruskan pembangunan dan juga mempertahankan apa yang telah ada di masa sekarang untuk di masa yang akan datang. Sedangkan generasi muda secara istilah adalah pengertian untuk mereka yang memiiki semangat pembaharu dan progresif.

Generasi muda juga disebut sebagai pemuda. Pemuda dalam UU RI No.40 tahun 2009 tentang Kepemudaan didefinisikan sebagai warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Dengan kata lain, yang termasuk ke dalam golongan pemuda adalah remaja dan dewasa akhir. Remaja merupakan fase usia manusia yang baru akan beranjak menuju fase dewasa. Pada fase ini, individu yang sudah memasuki fase remaja akan mengenal hal-hal baru yang belum dikenalnya, lebih paham akan konsep benar dan salah, mulai mengenal dan menyukai lawan jenis, mulai paham mengenai peran-peran yang ada dalam kehidupan sosial, hingga mencari jati diri yang sesungguhnya. Selain itu, pada fase ini, individu akan mengalami berbagai perubahan pada tubuhnya, seperti adanya perubahan pada hormon hingga psikis yang terjadi secara terus menerus melalui 3 (tiga) tahapan, yakni tahapan awal (early), tahapan pra-remaja atau madya (middle), dan juga tahapan akhir (late) (Diananda, 2018). Dewasa awal dengan remaja akhir memiliki perkembangan yang tidak jauh berbeda.

Melansir dari TribunJogja.com, meski fenomena sosial ini kebanyakan melibatkan anak muda, rupanya fenomena ini menarik perhatian para orang yang lebih tua dan juga pekerja yang bekerja di daerah Sudirman. Para pekerja merasa terganggu dengan padatnya anak-anak muda dan masyarakat yang berkumpul, karena tidak hanya memenuhi setengah jalan namun juga mereka duduk di trotoar. Viralnya fenomena ini, menarik berbagai kalangan dan juga influencer untuk menyempatkan diri datang ke daerah Sudirman ini untuk melihat keadaan yang ada. Sehingga, wajar apabila para pekerja merasa terganggu.

Citayam Fashion Week juga disebut polisi melanggar undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hal ini dikarenakan para pelaku fashion week di Sudirman ini melakukan aktivitas di Zebra Cross yang mana merupakan tempat penyebrangan jalan dan ini juga menyebabkan terganggunya kegiatan umum. Keadaan ini mendorong pemerintah DKI Jakarta untuk menyikapi dan segera mencari tempat yang tepat untuk tetap terlaksananya ekspresi diri dari para anak muda pelaku Citayam Fashion Week ini.

Tidak hanya pemerintah daerah Jakarta yang memiliki rencana untuk menertibkan dan memberikan sarana untuk mendukung ekspresi dari para pelaku Citayam Fashion week sebagai bentuk dari perhatian pemerintah Jakarta, khususnya Jakarta Pusat, pasangan Artis, Model, dan Youtuber yakni Baim Wong dan Paula Verhoeven juga menaruh perhatian pada fenomena sosial tersebut. Pasangan suami istri yang dikenal dengan pasangan ‘Sultan Dermawan’ oleh para penggemarnya ini mendatangi Citayam Fashion Week dan Paula yang merupakan salah satu model ternama di Indonesia ikut berlenggang di Zebra Cross yang mana merupakan runaway tempat para pelaku Citayam Fashion Week memperagakan busana yang dipakainya. Pada saat Paula dan beberapa ikon Citayam Fashion Week berlenggang di Zebra Cross yang berada di daerah Sudirman tersebut, publik semakin tertarik kepada Citayam Fashion Week dan juga selain mendatangkan orang-orang yang penasaran, hal ini juga mendatangkan para pelaku Citayam Fashion Week baru. Melihat keadaan ini, pasangan Suami Istri tersebut dan khususnya Baim Wong, memiliki rencana untuk membuat Citayam Fashion Week menjadi hal yang serius bagaikan Fashion Week-Fashion Week di kota-kota besar. Perhatian tersebut berujung kepada rencana yang dimiliki Baim untuk menganggap serius fenomena masyarakat ini, yang dia sampaikan di salah satu konten video di Youtube nya, yang berjudul “BAPAU X BONGE BIKIN CITAYAM FASHION WEEK MAKIN DIKENAL DUNIA !!”.

Tidak hanya itu, Baim Wong khususnya, berencana mendaftarkan Citayam Fashion Week sebagai merek untuk mematenkan ajang peragaan busana jalanan tersebut menjadi sebuah ajang yang legal. Dilansir dari Kompas.com, Baim Wong memiliki tujuan dengan melegalkan Citayam Fashion Week yang juga dikenal sebagai CFW menjadi sebuah merek acara kepada HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) adalah agar Citayam Fashion Week tidak menjadi musiman (Karunia, 2022). Namun, sikap yang diambil oleh Baim Wong mendorong berbagai protes, mulai dari Artis hingga salah satu Gubernur yang ada di Indonesia, yakni Ridwan Kamil. Selain orang-orang yang berpengaruh tersebut, warga juga tidak setuju dan menganggap Baim Wong mengambil untung. Meski sudah dijelaskan kepada berbagai media, opini publik terhadap Baim Wong sudah menuju ke arah yang buruk, dan mendukung Baim Wong agar mencabut permohonan pematenan dari Citayam Fashion Week. Ditambah dengan statment Gubernur Ridwan Kamil di Instagram dan juga Twitter pribadinya yang terkesan nyeleneh dengan memasukan kata-kata ‘slebew’ yang merupakan kata-kata ikonik dari Citayam Fashion Week yang dipopulerkan oleh Jeje (salah satu pelaku dari Citayam FashionWeek), publik semakin tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Baim Wong.

3. Opini masyarakat terhadap sikap publik mengenai Citayam Fashion Week

Seperti yang dikatakan sebelumnya, Citayam Fashion Week semakin menjamur dan semakin terkenal karena adanya peran media sosial. Tentunya, sebagai fenomena yang berkaitan dengan masyarakat luas, pasti akan adanya dampak yang negatif dan juga positif yang ada. Mulai dari tidak setujunya dari adanya fashion week ala-ala tersebut, ada yang mendukung, ada pula yang bersikap netral. Namun, adanya sikap yang ditunjukkan oleh Baim Wong yang menanggapi fenomena sosial ini, tentu menyebabkan semakin besar dampak yang disebabkan hingga munculnya berbagai opini yang disampaikan. Opini-opini yang disampaikan oleh masyarakat di antaranya adalah:

“100% setujuh dengan statmentnya pak ridwan kamil,biarkan citayam fashion week terorganisir dengan sendirinya tak perlu bantuan artis atau infuencer.Kedatangan artis atau infuencer malah mengganggu tradisi yang telah diciptakan sehingga nanti nya tradisi yg ada malah hambar” – Akun Twitter @krcboys.

“Totally agree with Pak Ridwan Kamil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun