Mohon tunggu...
Nuraini Mas Aulia
Nuraini Mas Aulia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Jangan Lupa Bersyukur 😊

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsep Bekerja dan Berwirausaha Sesuai Ajaran Nabi

15 Maret 2019   23:46 Diperbarui: 16 Maret 2019   12:28 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Sesuatu makaman yang lebih baik bagi seseorang, melainkan apa yang dihasilkan oleh pekerjaan tanganmya sendiri. Sesungguhnya Nabiyullah Daud, makan dari hasil pekerjaan (kerajinan) tangannya sendiri." (HR. Bukhari).

Memilih lapangan hidup dalam bidang perindustrian (kerajinan) selain mulia, di antara nabi-nabi ada yang aktif bekerja dalam lapangan ini:

"Bahwasanya Nabi Daud adalah seorang ahli pertenunan (kain dan baju besi),Nabi Adam seorang petani, Nabi Nuh seorang tukang kayu, Nabi Idris seorang tukang jahit sedang Nabi Musa adalah seorang penggembala." (HR. Al-Hakim).

2. Pertanian

Kegiatan pertanian sudah dirintis oleh Nabi Adam as berdasarkan riwayat dari Al-Hakim di atas. Dalam hal ini, Rasulullah saw menghimbau umat islam dalam sabdanya:

"Tiada seorang muslim yang menabur benih atau menanam tanaman, lalu seekor burung, seseorang atau seekor binatang makan sebagian dari padanya, melainkan akan dinilai sebagai shadaqah baginya." (HR. Bhukari).

Kenyataan menunjukkan bahwa lapangan pertanian terus menerus dikembangkan di zaman Nabi dan seterusnya menjadi sektor yang menentukan kesejahteraan hidup manusia saat ini.

3. Peternakan

Dalam rangka mencari rizki, maka salah satu lapangan profesi yang cukup penting dan menentukan kesejahteraan hidup ialah peternakan. Pekerjaan ini selain halal dan mulia, karena para Nabi pernah menjadi peternak, sebagaimana dijelaskan oleh Rasululah saw:

"Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan pernah menggembala kambing" (HR. Bukhari).

4. Perikanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun