Pada tahun 2010, angklung diakui warisan dunia oleh UNISCO. Pengakuan ini menjadi titik penting bagi SAU dalam mempromosikan angklung ke panggung internasional. Saat ini angklung telah diajarkan di sekolah-sekolah berbagai negara, seperti korea selatan, singapura, hingga australia yang menjadikannya alat diplomasi budaya indonesia yang membanggakan.
Pada era modern saat ini, SAU menjadi wadah bagi para generasi muda untuk mempelajari seni angklung yang berasal dari Jawa Barat. Dalam rangka melestrarikan budaya, SAU selalu menjaga keaslian seni angklung sambil mengadaptasinya agar tetap relevan dengan generasi muda. SAU berhasil menggabungkan seni tradisional dengan elemen modern, seperti kolaborasi dengan genre musik kontemporer. Program pendidikan yang diajarkan memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan bakat dalam bidang seni dengan menyelipkan nilai-nilai budaya. Hal tersebut memberikan peluang kepada anak-anak dan remaja untuk memahami, menguasai, dan mengapresiasi seni angklung dengan memberikan pemahaman agar generasi muda dapat menjadi literat budaya.
Di tangan Udjo, angklung yang tadinya dimainkan di lingkungan kecil jadi mendunia. Kenyataannya masih banyak generasi muda yang mencintai dan berminat melestarikan budaya bangsa. Keberadaan sanggar seni SAU membuktikan bahwa keunikan dan kewibawaan budayan asli indonesia tidak akan pernah luntur dan hilang meski diterjang kemajuan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H