Terdengar suara rintihan kayu lapuk saat Mbah Pion menduduki kursi.Â
"Wah, kursinya keras sekali. Mana sudah reyot pula." batin Mba Pion.
"Mba Pion dhahar mriki nggih. Kula mpun masak istimewa nggo Mba Pion." ucap Mbah Minah mengagetkan Mba Pion yang sedang tertegun.
"Ohya Mba, ngapunten Kula ora teyeng ngomong Bahasa Bemerse. Maklum biyen ora tahu sekolah". imbuh Mbah Minah
"Tidak apa-apa Mbah".
Terlihat makanan sudah siap di meja. Ada nasi putih yang warnanya tidak terlalu putih, oseng kangkung, dan ikan pindang.
"Mangga Mba Pion" Mbah Minah menawarkan sembari mengambilkan piring dan sendok dan diberikan kepada Mbah Pion.
Mbah Pion mengambil sedikit nasi dan sayur kangkung. Ia terlihat tak berselera dengan makanan di hadapannya.Â
"Mba nambah maning, masa Maene sithik banget. Mengko ya boten wareg Mba."
"Sudah cukup Mbah, terima kasih."
Setelah melantunkan doa dengan khyusuk, Mba Pion segera menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Para fotografer dengan sigap mengambil gambar Mba Pion saat berdoa dan akan memulai makan.
Uweeek...