‘’Hadis dari Qutaibah, dari Mâlik, dari Abî Hazm, dari Sahal bin Sa`ad r.a. bahwa Rasulullah SAW disajikan minuman sementara di sebelah kanan beliau ada seorang anak dan di sebelah kiri ada beberapa orang dewasa. Nabi SAW bertanya kepada anak kecil itu: “Apakah engkau izinkan aku memberikan minuman kepada orang-orang dewasa ini terlebih dahulu?” Anak itu berkata: “Tidak. Demi Allah saya tidak menyerahkan bagianku kepada seorangpun dari mereka.” Lalu Nabi SAW menyerahkan minuman tersebut kepada anak kecil itu”. (H.R. al-Bukhari)
Salah Satu Kasus Yang Melibatkan Orang Tua Dan Anak
Sekarang, membahas mengenai kasus yang baru-baru saja terjadi pada bulan Maret. Adapun untuk kasus ini bukan berasal dari negara Indonesia tetapi berada di negara Amerika Serikat. Dimana seorang ibu yang berasal dari AS ini meninggalkan bayinya sendiri didalam rumah selama 10 hari untuk berlibur. Akibat dari seorang ibu ini berujung pada kematian sang bayi yang baru saja berusia 16 bulan. Menurut informasi yang saya dapat dari website CNN Indonesia bahwa hakim di pengadilan Cleveland memutuskan sang ibu \ tersangka bersalah atas meninggalnya sang bayi karna ditinggalkan di rumah dalam waktu 10 hari untuk berlibur. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku meletakkan bayinya di playpen atau area bermain bersama beberapa botol susu. Kamera bel tetangga menangkap jeritan bayi tersebut kerap terdengar, termasuk jeritan pada sekitar pukul 01.00 pagi setelah ditinggal pelaku pergi selama 2 hari.
Menurut informasi dari orang tua pelaku ternyata sang pelaku mengalami gangguan kesehatan mental dan telah berjuang melawan permasalahan mental selama beberapa waktu terakhir. Orang tua pelaku juga mengatakan bahwa pelaku telah berhenti minum obat dan itu mungkin memperburuk depresi dan kecemasan sehingga tidak mampu untuk mengambil keputusan yang benar.
Membahas mengenai kasus ini terdapat salah satu ayat dalam Al-Quran yang memiliki pandangan tentang perlindungan anak bahwa anak adalah makhluk yang tidak tau apa-apa, sebagaimana difirmankan dalam surat Al-Nahl ayat 78 yang memiliki arti
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur”. Al-Nahal 78
Ketika Allah SWT mengeluarkan setiap bayi atau anak dari rahim seorang ibu dalam keadaan tidak mengetahui suatu apapun. Setelah itu Dia memberikan pendengaran yang dengannya mereka mengetahui suara, penglihatan yang dengannya mereka dapat melihat berbagai hal, dan hati, yaitu akal yang pusatnya adalah hati. Demikian menurut pendapat yang sahih. Ada juga yang mengatakan, otak dan akal. Allah juga memberikan akal yang dengannya dia dapat membedakan berbagai hal, yang membawah mudhorat dan manfaat. Semua kekuatan panca indra tersebut diperoleh manusia secara berangsur angsur. Setiap kali tumbuh, betambahlah daya pendengaran, penglihatan dan akalnya sampai dewasa. Penganugrahan panca indra kepada manusia tersebut, agar manusia dapat beribadah kepada Allah dengan baik.
Kewajiban Anak Untuk Berbakti Kepada Orang Tua
Kemudian, yang terakhir yaitu membahas mengenai apa saja kewajiban anak terhadap orang tua. Berbakti kepada orang tua juga bisa diartikan sebagai Birrul Walidaini dalam bahasa Arab. Birrul yang berasal dari kata barra-yabirru-barran memiliki arti yaitu kebenaran, ketaatan. Sedangkan kata Walidaini sendiri berartikan ayah dan ibu. Apabila digabung maka Birrul Walidaini memiliki arti benar, berbuat baik, belas kasih, dan taat kepada keduanya. Birrul Walidaini atau berbakti kepada orang tua mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran islam.
Anak harus berbakti kepada orang tuanya, bahkan berbakti terhadap keduanya hukumnya wajib, dan bila tidak berarti ia berdosa karena melanggar kewajiban tersebut. Perkara berbakti kepada orang tua telah di atur baik dalam Al-Quran maupun Hadis. Perintah berbuat baik kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah Swt di dalam Al-Qur’an langsung setelah perintah beribadah hanya kepada-Nya, semata-mata atau sesudah larangan mempersekutukan-Nya. Allah Swt berfirman dalam surah al-Baqarah yang artinya:
“Dan ingatlah ketika kami mengambil janji dari Bani Israil yaitu: Janganlah kamu menyembah selain Allah Swt., dan berbuat baiklah kepada ibu bapak…” (Qs. Al-Baqarah: 83).