Mohon tunggu...
nur saadatul abadiyah
nur saadatul abadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN KHAS JEMBER

hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Behaviorisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

31 Mei 2024   12:40 Diperbarui: 31 Mei 2024   12:44 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     J.B. Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang sesudah Thorndike. Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia menganggap hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan. la tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.

     Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh dapat diamati dan dapat diukur. Asumsinya bahwa, hanya dengan cara demikianlah maka akan dapat diramalkan perubahan-perubahan apa yang bakal terjadi setelah seseorang melakukan tindak belajar. Para tokoh aliran behavioristik cenderung untuk tidak memperhatikan hal-hal yang tidak dapat diukur dan tidak dapat diamati, seperti perubahan-perubahan mental yang terjadi ketika belajar, walaupun demikian mereka tetap mengakui hal itu penting.

      John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah "Psychology as the Behaviourist view it" (1913). Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan- penyelidikan tentang tingkah laku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.

    Kajian tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Fisika atau Biologi yang berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur. Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun keduanya harus dapat diamati dan diukur.

    John Watoson adalah penggagas utama aliran behaviorisme di amerika serikat. Hal ini bermula ketika ia meneliti cara seekor tikus yang berusaha keluar dari lorong yang berbelit-belit. la mengamati dan mencatat semua data dari apa yang dilakukan oleh tikus percobaanya, untuk memecahkan permasalahan tentang gejala-gejala perilaku binatang dalam kondisi tertentu. Gejala perilaku pada tikus tersebut kemudian diterapkan untuk menelaah gejala belajar pada manusia. Sedangkan faktor-faktor yang dianggap subyektif diabaikan. Akhirnya Watson mengajukan konsep tentang belajar tersebut berdasarkan kepada perilaku yang dapat diukur, diamati, dan diuji secara objektif.

    Menurut Watson kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka semua peritilahan yang bersifat subyektif seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujan, bahkan termasuk berfikir dan emosi sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subyektif (Rahyubi, 2011:15). Menurut Watsot metode behaviorisme berkenaan dengan observasi dengan atau tanpa menggunakan alat, metode-metode pengujian, metode laporan verbal dan metode reflex terkondisi (Ibrahim & Muhsyanur, 2022).

F. Aliran Teori Belajar Menurut Skinner

Biografi B.F. Skinner

    Skinner adalah psikolog Amerika yang paling penting dari abad ke- 20. Pada awal abad ke -20 suara lantang dan pengaruh dari Jhon B.Watson berdampak besar pada dunia psikologi Skinner. B.F. Skinner adalah seorang behavioris yang kuat dan yakin akan pentingnya metode objektif, keketatan eksperimental dan kapasitas eksperimen yang baik serta ilmu pengetahuan induktif untuk memecahkan masalah-masalah tingkah laku yang paling komplek.

     Skinner memiliki nama lengkap Burrhus Frederic Skinner, ia dilahirkan pada 20 Maret tahun 1904, di Susquehanna, Pensylavania, anak pertama dari pasangan Willian Skinner dan Grace Mange Burrhus Skinner. Ayahnya adalah seorang pengacara dan politisi yang ternama, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga yang hanya merawat Skinner dan adiknya. Skinner tumbuh besar dalam sebuah rumah yang nyaman dan bahagia. Keluarga Skinner termasuk berstatus ekonomi kelas menengah ke atas. Mulai dari rumah itulah kedua orang tuanya mengajarkan nilai-nilai dari control diri, kejujuran dan kerja keras. Keluarga Skinner adalah penganut aliran Presbitarian, namun Skinner mulai kehilangan keyakinannya pada saat sekolah menengah atas, kemudian tidak pernah lagi mempraktekkan kegiatan keagamaan tersebut."

   Setelah Skinner lulus dari sekolah menegah atas keluarganya pindah ke Scranton, tidak lama kemudian ia memasuki Hamilton College; sekolah seni liberal di Clinton, New York. Sebagai seorang mahasiswa under graduated, Skinner berkuliah di fakultas sastra Inggris dan ingin menjadi penulis, atas dorongan berbagai pihak, termasuk sepucuk surat dari Robert Frost yang berisi pujian atas tiga certa pendeknya, Skinner memutuskan menggunakan waktu satu atau dua tahun untuk menggeluti karya-karya sastra di rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun