Wajahku pun pucat, tak sepeser pun yang ada di kantong celanaku. Tiba-tiba, angkot yang kami tumpangi sudah berjalan, meninggalkan kami berdua.
"Jangan khawatir, sudah kubayar ongkosnya,"kata penumpang terakhir yang itu. Aku menyesal telah berlaku ketus padanya.
"Egh ... makasih,"kataku pelan karena malu.
"Tidak perlu malu, lain kali hati-hati saja. Ini dompetmu, tadi jatuh di bawah kakimu. Dari tadi, aku mau bilang. Tapi sepertinya kamu lagi PMS." Ia mengulurkan dimpet milikku lalu pergi meninghalkanku yang ternganga di pinggiran jalan yang berdebu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H